Pertama di Indonesia, Gunung Sampah Dihijaukan
Ketum PP INTI Harapkan Kebun Kongok Hijau dan Teduh
Ketum PP INTI, Teddy Sugianto bersama rombongan didampingi Ketua PD INTI NTB, Alwan S Theo pose bersama dengan pohon yang ditanam. |
Ketum PP INTI Harapkan Kebun Kongok Hijau dan Teduh
Ketum PP INTI, Teddy Sugianto bersama rombongan didampingi Ketua PD INTI NTB, Alwan S Theo pose bersama dengan pohon yang ditanam. |
HM Qurais |
Ilustrasi |
bimanews.id-Keringan di wilayah Kabupaten Bima terus meluas. Awalnya hanya 7 desa terdampak, kemudian bertambah menjadi 25 desa. Kini tersebar pada 39 desa.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima mengatakan, kondisi kekeringan tahun ini paling parah dibanding tahun-tahun sebelumnya.
“Kekeringan tahun ini paling parah dari sebelumnya,” sebut Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bima, Nurul Huda, Kamis (23/10).
39 desa yang terdampak kekeringan tersebar pada 11 dari 18 kecamatan di Kabupaten Bima. Kekeringan terparah terjadi di Kecamatan Palibelo dengan 10 desa terdampak. Kemudian Kecamatan Woha dengan 8 desa.
“Jumlah kepala keluarga (KK) terdampak kekeringan sebanyak 5.232 atau 21.601 jiwa,” jelas Nurul Huda.
Krisis air bersih ini dikhawatirkan akan terus meluas. Bahkan ada desa baru ikut terdampak karena sumber mata air berkurang, yakni Desa Monta Baru Kecamatan Lambu.
“Padahal desa ini sebelumnya tak pernah krisis air bersih,” ungkapnya.
Nurul Huda mengatakan, BPBD hingga kini masih terus mendistribusikan air bersih ke wilayah yang terdampak. Sehari bisa mencapai enam hingga tujuh mobil tangki.
“Kami juga dibantu oleh Polres Bima, PT. Bank NTB, BBWS NT 1, PMI, Baznas, Lembaga Assunah, MDMC, Lazismu dan Rumah Zakat, menyalurkan air bersih ke masyarakat,” katanya
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Bima, Isyra mengungkapkan, kekeringan di Kabupaten Bima hampir terjadi setiap tahun dalam satu dekade terakhir. Kondisi ini disebabkan kerusakan hutan atau aktivitas perambahan untuk perluasan area pertanian.
“Kekeringan sudah menjadi bencana tahunan di Kabupaten Bima, kami masih terus menyalurkan air bersih untuk kebutuhan masyarakat terdampak,” katanya. (red)
Kepala Bakesbangpol Kota Bima Muhammad Hasyim foto bersama dengan Satgaswil NTB Densus 88 AT Mabes Polri, Kamis (24/10) |
bimanews.id-Memanimalisir berkembangnya paham radikalisme dan
terorisme, Pemerintah Kota Bima melalui Bakesbangpol
menjalin kemitraan bersama Tim Detasemen Khusus Anti Teror 88 (Densus AT 88)
Polri. Memberikan bantuan penguatan
ketahanan ekonomi kepada warga binaan pada Kamis (24/10).
Bantuan itu menurut Kepala Bakesbangpol Kota Bima, Muhammad Hasyim berupa kelengkapan
alat kerja bagi warga binaan deradikalisasi dan masyarakat berpotensi terpapar
paham radikalisme dan terorisme.
"Pemberian alat kerja dan perlengkapan usaha ini sebagai
bentuk dukungan dari pemerintah pada penerima manfaat. Sebelumnya, mereka mendapat
pendampingan dan pembinaan dari Satgawil NTB Densus 88 AT Polri sehingga
bantuan ini tepat guna dan tepat sasaran," ujarnya.
Adapun kelengkapan kerja yang diserahkan, berupa alat
kerja service HP, service AC, alat penggilingan bumbu, alat perlengkapan
percetakan berupa laptop, printer, alat tukang cukur atau perlengkapan
barbershop, alat pijat dan bekam, alat bahan tukang bakso, berbagai jenis
sembako, rombong permanen dan perlengkapan lainnya.
"Kita
sangat berharap dengan bantuan ini, pemahaman masyarakat terhadap paham
radikalisme dan terorisme di Bima semakin baik, seiring gencarnya upaya edukasi dan
pendampingan yang integral oleh Tim Densus AT 88 Polri," harapnya.
Mantan Kabag Humas itu menambahkan, dengan penyerahan bantuan ini dia sekaligus mengajak semua pihak untuk berkomitmen agar bisa membentengi dan melindungi diri dari bahaya paham radikalisme, dengan meningkatkan partisipasi aktif dalam menjaga keamanan dan ketertiban.
"Upaya
dalam mencegah radikalisasi dapat dilakukan dengan menanamkan jiwa
nasionalisme, menjaga keutuhan NKRI, berpikiran terbuka dan toleransi, waspada
terhadap provokasi dan hasutan, memperdalam ilmu agama untuk kebaikan, menjaga
hubungan sosial kemasyarakatan dan lainnya," pungkas Hasyim. (red)
Kebakaran dua unit rumah panggung di Desa Parado Rato, Kecamatan Parado, Kabupaten Bima, Minggu dini hari (20/10) |
bimanews.id-Kebakaran terjadi di Desa Parado Rato, Kecamatan Parado, Kabupaten Bima pada Minggu dinihari (20/10) sekitar pukul 03.00 Wita. Dua rumah panggung ludes terbakar,
Kebakaran tersebut
menyebabkan seorang nenek bernama Siti Aisyah mengalami luka bakar. Kini korban
dirawat di RSUD Bima. Dugaan sementara penyebab kebakaran akibat arus pendek.
Kepala Pemadam Kebakaran Kabupaten Bima, A Rifai mengatakan, kebakaran pertama kali diketahui oleh nenek Siti Aisyah, saat itu sedang tidur bersama dua orang cucunya. Korban yang terlelap tidur terbangun karena merasakan bau asap. Korban melihat kepulan asap serta percikan api di bagian atap rumahnya.
”Menyadari rumahnya terbakar, korban bergegas keluar rumah sambil menggendong salah seorang cucunya,” kata Rifai.
Setelah membawa keluar seorang cucunya, korban kembali masuk ke rumah untuk menyelamatkan satu orang cucunya. Ternyata, cucunya sudah keluar lewat pintu dapur.
”Saat masuk kembali
itulah korban terjebak, hingga mengalami luka bakar di sekujur tubuhnya. Untung
korban cepat diselamatkan dan dievakusai warga. Korban dibawa ke rumah sakit,”
katanya. (red)
Ad Placement
Subscribe di situs ini untuk mendapatkan update berita terbaru