Bima News

Selasa, 18 Juni 2024

Ibu Guru Dianiaya Kakak Kandung Saat Bagi Raport Di Sekolah

 

Pelaku
Terduga pelaku penganiayaan ibu guru SDN 2 Labuan Kananga, Kecamatan Tambora, Kabupaten Bima saat diperiksa penyidik Polsek Tambora, Sabtu (15/6)

bimanews.id-Nurlaela, 33 tahun,  guru SDN 2 Labuan Kananga, Kecamatan Tambora,  Kabupaten Bima diduga dianiaya kakak kandungnya inisial AM, 41 tahun.  Akibatnya, korban mengalami memar dan bengkak di wajah.

Tragisnya, kasus dugaan penganiayaan itu berlangsung saat pembagian raport di halaman sekolah setempat, Sabtu (15/6). 

Kapolsek Tambora, Ipda Ady Darmawan mengatakan, korban didatangi di sekolahnya, kemudian dianiaya.

“Motifnya, pelaku merasa tersinggung karena sering difitnah oleh korban,” katanya.

Korban lantas  melaporkan kasus penganiayaan itu ke Polsek Tambora. Satu jam  kemudian, terduga pelaku dijemput anggota untuk diperiksa.

“Sekarang terduga pelaku masih kita amankan di Polsek untuk diproses lebih lanjut,” aku  Ady Darmawan.

Terhadap kasus tersebut, pihaknya  membuka ruang mediasi bagi kedua pihak mengingat mereka satu keluarga. Meskipun diselesaikan lewat kekeluargaan, proses hukum tetap dilanjutkan. (red)

Diduga Arus Pendek, Rumah Panggung Rata Dengan Tanah

Kebakaran
Kondisi rumah panggung milik Hasanuddin, warga Dusun Lia, Desa Punti, Kecamatan Soromandi, Kabupaten Bima yang terbakar, Senin (17/6)

bimanews.id-Rumah panggung milik Hasanuddin, 55 tahun, warga Dusun Lia, Desa Punti, Kecamatan Soromandi, Kabupaten Bima ludes terbakar, Senin (17/6). Tidak satupun barang berharga bisa diselamatkan, karena saat kejadian korban sedang tidak di tempat.

Kepala Desa Punti, Ijma Hakim mengatakan, musibah kebakaran terjadi sekitar pukul 10.30 Wita. Saat kejadian, Hasanuddin beserta istri dan anaknya sedang tidak  di rumah.

“Korban Hasanuddin jadi panitia pemotongan hewan qurban. Saat kebakaran sedang di lokasi pemotongan hewan qurban,” kata Ijma, Senin malam (17/6).

Kebakaran pertama kali diketahui oleh tetangganya. Sejumlah warga yang mendengar ada kebakaran berusaha  memadamkan api dengan alat seadanya. Namun tidak berhasil.

“Penyebab kebakaran diduga karena arus  pendek,” kata Kades.

Pemerintah Desa Punti akunya, sudah menyalurkan bantuan tanggap darurat kepada  korban. Untuk ementara  korban menginap di rumah keluarganya di dusun setempat. (red)

Senin, 17 Juni 2024

Rutan Bima Dapat Enam Ekor Hewan Qurban

  

Qurban
Kepala Rutan Kelas IIb Bima menyaksikan penyembelihan hewan qurban usai salat idul adha, Senin (17/6)

bimanews.id-Idul Adha 1445 Hijriyah Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIb Bima potong tiga ekor sapi dan tiga ekor kambing sebagai qurban.

“Ahamdulillah, Idul Adha tahun ini kami dapat enam ekor hewan kurban, dibanding tahun sebelumnya hanya tiga ekor,” kata Kepala Rutan Kelas IIB Bima melalui Kasubsi Pelayanan Rutan Bima, Dedy Aryadi, Senin (17/6).
 
Tiga ekor sapi diakui, diperoleh dari Pemerintah Kota Bima, Pemerintah Kabupaten Bima dan Lembaga Amil Zakat Nurul Hayat. Sementara, 3 ekor kambing dari BRI, PLN dan Kepala Rutan Kelas II B Bima, Indra Sukma.
 
“Semua hewan qurban akan dipotong untuk dua hari. 2 ekor sapi dan 2 ekor kambing disembelih usai salat Idul Adha dan 1 ekor sapi dan 1 ekor kambing dipotong  besok (Selasa),” katanya.
 
Daging kurban selanjutnya akan dikonsumsi bersama seluruh warga binaan sebanyak 395 orang. Sebagian Selain dibagikan ke warga kurang mampu sekitar  Rutan Bima.
 
“Sudah cukuplah untuk memenuhi seluruh warga di Rutan,” jelas dia.
 
Pelaksanaan Sholat Idul Adha di Rutan Bima berlangsung khidmat. Bertindak sebagai Imam sekaligus khatib yakni penyuluh KUA Kecamatan Raba, Ustadz Amiruddin H Abdul Gani S.Ag.
 
Dedy menegaskan, untuk hari raya Idul Adha tidak ada remisi narapidana. Hanya ada pada Idul Fitri dan HUT RI pada Agustus nanti.
 
“Pada Idul Adha kali ini kami buka jam besuk bagi tahanan selama tiga kali sehari. Pertama mulai pukul 09-11.30 Wita, kemudian 13.30-15.00 Wita dan terakhir pukul 16.00-17.00 Wita,” pungkasnya. (red)







Potong 10 Ekor Sapi, Polres Bima Kota Bagikan 825 Paket Daging Qurban

 

Kapolres
Kapolres Bima Kota, AKBP Yudha Pranata menyerahkan daging qurban kepada warga yang berhak menerima, Senin (17/6)

bimanews.id-Polres Bima menyembelih 10 ekor sapi usai salat Idul Adha 1445 Hijriyah, Senin (17/6). Sapi-sapi qurban itu merupakan hasil patungan seluruh jajaran Polres setempat.

Daging qurban sebanyak 825 paket dibagikan pada warga tidak mampu.
Pembagian 825 paket daging qurban tersebut dipimpin langsung  Kapolres Bima Kota AKBP Yudha Pranata, didampingi Waka Polres Kompol Herman, para pejabat utama (PJU) , serta Ketua Bhayangkari Cabang Bima Kota, Diah Yudha Pranata.

Daging qurban juga diserahkan pada Bhabinkamtibmas wilayah  kerja Polres Bima Kota Bima untuk dibagikan pada warga di kelurahan dan desa binaan masing-masing sebanyak 25 paket.

Kapolres Bima Kota, AKBP Yudha Pranata, menjelaskan sapi-sapi yang disembelih merupakan hasil urunan seluruh personil Polres Bima Kota.

"Idul Adha atau Idul Qurban esensinya adalah hari untuk berqurban dan berbag kepada sesama yang membutuhkan," ucapnya.

Dia berharap, di hari yang penuh kemuliaan ini, tercipta nilai-nilai kebaikan dan kekhusyukan dalam menjalani hidup. Dengan semangat berbagi di hari Idul Adha ini, Polres Bima Kota berupaya menjalin kebersamaan dan meningkatkan kepedulian terhadap sesama, terutama bagi mereka yang membutuhkan.(red)




Minggu, 16 Juni 2024

Tumpukan Jagung Baru Dipanen Terbakar, Diduga Akibat Puntung Rokok

 

Kebakaran
Tumpukan jagung yang baru dipanen terbakar di Desa Kole, Kecamatan Ambalawi, Kabupaten Bima yang terbakar, Sabtu (15/6)

bimanews.id- Tumpukan tongkol jagung yang baru dipanen  milik H Ibrahim dan Suharti habis terbakar di Desa Kole, Kecamatan Ambalawi, Kabupaten Bima, Sabtu (15/6). Penyebab kebakaran belum diketahui pasti, dugaan sementara akibat puntung rokok.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Bima, A Rifai mengatakan, jumlah  jagung yang terbakar sekitar 15 ton.

Tumpukan jagung milik dua warga tersebut diakui, tidak semua terbakar. Ada beberapa jagung masih bisa diselamatkan.

“Yang bisa diselamatkan hanya sebagian kecil,” akunya, Minggu (16/6).

Belum diketahui pasti penyebab kebakaran jagung tersebut. Dari informasi yang diterima karena puntung rokok.

“Seperti apa kronologinya belum kita ketahui,” ujar Rifai.

Warga yang mengetahui kebakaran kata Rifai, ikut membantu memadamkan api dengan alat seadanya. Proses pemadaman kesulitan karena jauh dari air dan lokasinya juga jauh dari perkampungan. (red)








Sabtu, 15 Juni 2024

23 Atlet Ambil Bagian Event Perdana Kejuaraan Menembak Perbakin Kota Bima

Menembak
Peserta yang ambil bagian pada kejuaraan  menembak yang diadakan Perbakin Kota Bima di lapangan Tembak RBSC, lingkungan Wadu Mbolo, Kelurahan Dara, Kecamatan Rasanae Barat, Kota Bima, Sabtu (15/6).

bimanews.id-Sebanyak 20 atlet ambil bagian pada kejuaran menembak yang diselenggarakan Persatuan Menembak Indonesia (Perbakin) Kota Bima di lapangan tembak, club RBSC, Sabtu (15/6). Mereka ambil bagian pada nomor 17 meter dan 25 meter.

Ketua panitia, Agus Darmanto mengatakan, peserta yang ambil bagian pada kegiatan bertajuk,  Temu Kangen Perbakin Kota Bima ini berasal dari berbagai club. Seperti RBSC, Bima Sakti, Black Sport dan lain-laain. 

"Kami tidak menyangka kegiatan perdana ini ternyata banyak peminat," kata Agus Darmanto.

Saat pendaftaran dibuka dua hari lalu kata dia, tidak banyak penembak yang mendaftar, bisa dihitung jari. Namun saat hari H, peserta yang ambil bagian melebihi kuota. 

Terbukti, Jumat kemarin untuk nomor 17 meter yang mendaftar hanya 5 orang. Sedangkan nomor 25 meter sebanyak 8 orang. 

"Kami memprediksi hanya sekitar 13 orang yang ikut lomba. Ternyata saat pelaksanaan tembus hingga 20 lebih peserta," ungkap Wakil Ketua Perbakin Kota Bima ini saat ditemui di lapangan tembak RBSC.

Disisi kain Agus mengutarakan, untuk tahap awal kegiatan ini semua nomor lomba diterapkan aturan yang tidak standar. Karena masih menarik minat dari warga pecinta menembak. Namun pada event mendatang akan diterapkan aturan sesuai standar. 

"Intinya kegiatan hari ini buat ngumpul-ngumpul dan silaturahim," sebut pria yang beberapa kali mengikuti kejuaran nasional menembak ini.

Ketua Perbakin Kota Bima, Wahyudin merasa bangga atas kiprah pengurus baru yang disempurnakan ini. Sebab sudah bertahun-tahun Perbakin belum pernah adakan  kegiatan lomba. Baru tahun ini. 

"Saya sangat berterimakasih pada rekan-rekan pengurus dan panitia, bisa sukses mengadakan kegiatan ini," aku purnawirawan Polri ini.

Dia juga berterimakasih pada peserta yang telah ambil bagian. Sebab lomba yang dihelat tersebut terdapat banyak kekurangan. Karena persiapan event hanya dua hari. 

"Hadiah yang kami berikan nilainya tidak seberapa. Ke depan pasti akan lebih baik lagi," tegasnya. 

Pantauan di lokasi  lomba menembak sangat meriah. Kejuaraan diawali dengan nomor 17 meter. Kemudian dilanjutkan dengan nomor 25 meter WRABF. 

Pada nomor 17 meter, L R Muksir berhasil menyabet medali emas, setelah berduel dengan Syahruddin diperingkat kedua, sedangkan posisi ketiga disabet Sofiyan Azhari. 

Untuk nomor 25 meter, medali emas disabet Achamad Wilaluhasyah, posisi kedua Lauryan, ketiga Tamrin dan yang menarik diposisi ke empat yakni Nicole Lunetta Darmanto. Dimana Nicole merupak satu-tunya peserta putri. 
Dia juga baru duduk di bangku kelas dua SMPN 2 Kota Bima. Namun berhasil menyisihkan puluhan atlet senior. (nk)

HM Rum Akui Pentingnya Kolaborasi Pemerintah Dan Akademisi

Pj
Pj. Wali Kota Bima, H Mohammad Rum

bimanews.id-Pj. Wali Kota Bima, H Mohammad Rum menegaskan tentang pentingnya kolaborasi antara pemerintah dengan akademisi. Hal itu dikatakannya, ketika menghadiri acara Pelantikan dan Rapat Kerja Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Bima Periode 2024-2025 di Paruga Nae Convention Hall, Jum'at (14/6).

Selama ini kata HM Rum mengaku, civitas akademika Universitas Muhammadiyah Bima telah memberikan kontribusi pemikiran bagi kemajuan Kota Bima. Sinergi antara pemerintah dan akademisi sangat penting untuk menciptakan solusi inovatif dan berkelanjutan bagi tantangan yang dihadapi kota.

"Kami sangat menghargai eksistensi dan kontribusi mahasiswa serta civitas akademika dalam pembangunan Kota Bima. Kerja sama ini sangat penting untuk mewujudkan Kota Bima yang beradab dan modern," katanya.

Diakui, Kota Bima telah membangun komunikasi dan kerjasama yang erat dengan seluruh perguruan tinggi di Bima. Langkah ini diambil sebagai upaya mendorong percepatan pembangunan berbasis kelurahan melalui konsep "One Village One Product" (OVOP). 

Konsep ini diharapkan dapat mempercepat akselerasi pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan di seluruh kelurahan di Kota Bima.

Selain itu, H. Mohammad Rum berkomitmen,  memberikan dukungan penuh terhadap penelitian, riset, dan inovasi yang dilakukan pihak kampus dan mahasiswa. Siap memberikan  support yang diperlukan untuk kegiatan akademik yang secara langsung mengarah pada pengembangan potensi masyarakat di setiap kelurahan. 

“Pemerintah Kota Bima berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh bagi penelitian, riset, dan inovasi yang dilakukan pihak kampus dan mahasiswa. Kami ingin memastikan bahwa semua upaya pengembangan potensi masyarakat di setiap kelurahan dapat terwujud dengan baik,” tambahnya.

H. Mohammad Rum juga menekankan,  kerjasama ini bukan hanya sebatas formalitas, melainkan bentuk sinergi nyata untuk menciptakan solusi inovatif bagi tantangan yang dihadapi Kota Bima.

Tema acara "IMM Inklusif; Modernisasi Gerakan, Wujudkan Kota Bima Beradab" sangat relevan dengan visi dan misi Pemerintah Kota Bima. H. Mohammad Rum berharap bahwa pelantikan dan rapat kerja ini akan menjadi momentum untuk menguatkan semangat inklusivitas dan modernisasi dalam gerakan mahasiswa, yang pada akhirnya akan berkontribusi positif dalam pembangunan sosial dan ekonomi di Kota Bima. (red)

Kamis, 13 Juni 2024

Kekeringan Berulang, Bagaimana Islam Mengatasinya?

 

Heni

   Oleh : Heni Kusma


Musim hujan kebanjiran, musim kemarau kekeringan. Saat ini kita sudah memasuki musim kemarau. Sejumlah daerah yang ada di kabupaten Bima mengalami krisis air bersih alias kekeringan. 

Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima, Isyrah menyampaikan, sejauh ini baru dua desa yang melaporkan kekurangan air bersih, yakni Desa Kalampa dan Desa Talabiu, Kecamatan Woha. Diakuinya pula bahwa dua desa tersebut  menjadi langganan kekeringan tiap tahunnya. Merespon hal tersebut, BPBD Kabupaten Bima telah menyalurkan air bersih kepada masyarakat setempat (teras.id, 3/06/2024). 

Tak hanya di kabupaten Bima, sejumlah wilayah di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) juga mengalami krisis air bersih. Pemerintah KSB melalui BPBD telah mulai melakukan pendistribusian air bersih, lantaran sejumlah wilayah telah diklaim kesulitan ekstrem mendapatkan air bersih (sumbawabaratpost.com, 5/06/2024).

Dampak Kekeringan

Masalah kekeringan tentu tidak hanya dialami beberapa daerah, bisa jadi terus meluas. Sebagaimana dinyatakan oleh Kalak BPBD kabupaten Bima Isyrah, bahwa bencana kekeringan dan krisis air bersih di Kabupaten Bima diperkirakan akan meluas. Mengacu pada tahun sebelumnya, ada 38 desa dari 11 kecamatan yang terdampak.

Terlebih, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan berdasarkan monitoring dan prediksi curah hujan dasarian, delapan daerah di NTB berpotensi untuk bersiaga mengalami kekeringan meteorologis. Dan Kabupaten Bima (Kecamatan Belo, Donggo, Lambitu, Palibelo, Wawo, Wera) serta KSB termasuk dari delapan daerah siaga kekeringan (antaranews.com, 12/06/2024). 

Dampak dari kekeringan tentu saja tidak hanya menyebabkan krisis air bersih, akan tetapi bisa mengantarkan pada gagal panen karena sawah tidak mendapatkan pengairan yang memadai. Padahal pangan adalah kebutuhan pokok yang harus dipenuhi. Bisa dibayangkan, jika gagal panen? Apa yang terjadi di tengah-tengah masyarakat? Ditambah lagi, hampir semua kebutuhan harganya mengalami kenaikan. Beras naik, listrik naik, bensin naik, minyak naik dan lain-lain. 

Parahnya lagi, kekeringan yang terjadi dalam jangka panjang menyebabkan kemiskinan akut. Apalagi berdasarkan data yang dihimpun dari beberapa media, tingkat kemiskinan di NTB terus mengalami kenaikan. Kalaupun turun, itu hanya nol koma sekian persen. Bahkan NTB sendiri termasuk provinsi ke-8 dari 10 provinsi termiskin di Indonesia. Jika kemiskinan meningkat, itu berarti kriminalitas pun akan meningkat.

Akar Masalah

Mengingat berulangnya kekeringan tiap tahun, tentu memunculkan beragam pertanyaan. Kenapa bisa? Apakah pemerintah tidak melakukan upaya untuk mengatasi masalah kekeringan? Bukankah pemerintah bertanggung jawab untuk mengurus urusan rakyat? 

Diakui memang, pemerintah tidak tinggal diam. Sejumlah upaya telah dan sedang dilakukan. Diantaranya, mendistribusikan air bersih di daerah yang terdampak kekeringan, meskipun terbatas. Karena dalam satu keluarga terdapat banyak anggota keluarga. Penggunaan air tidak hanya untuk urusan masak memasak, akan tetapi mencuci, mandi, berwudhu dan lain-lain. Pemerintah pun sedang menyiapkan pipa untuk irigasi ke sawah pertanian dengan menggelontorkan dana yang tidak sedikit. Hal itu dilakukan untuk mengatasi gagal panen akibat kekeringan.  Sayangnya, upaya-upaya tersebut tidak bisa mengatasi kekeringan. Pasalnya, upaya tersebut hanya masalah cabang, sementara akar masalah penyebab kekeringan tak disentuh.

Hutan yang seharusnya menjadi tempat resapan air, justru gundul akibat dialihfungsikan menjadi lahan pertanian untuk menanam jagung. Menurut Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) NTB mencatat, laju kerusakan hutan di NTB mencapai 60 persen dari total kawasan hutan 1.071.722 juta hektare. Kerusakan hutan disebabkan karena aktivitas pertambangan, perambahan hutan dan alih fungsi lahan untuk kepentingan pembangunan pariwisata (lombokpost.jawapos.com, 6/12/2023).

Dengan demikian, wajar kekeringan terus berulang. Meskipun di tiap daerah yang terdampak kekeringan sudah ada bendungan-bendungan untuk menampung persediaan air, namun kebutuhan akan air tetap tidak terpenuhi. Padahal air adalah salah satu Sumber Daya Alam (SDA) yang dibutuhkan rakyat. Bahkan telah diatur dalam Undang-undang, namun keberadaan UU tersebut tidak menjamin rakyat bisa mendapatkan air.

Ditambah lagi adanya kapitalisasi air sehingga membuat masyarakat sulit mendapatkan air bersih dengan mudah. Seperti kita ketahui, banyak perusahaan-perusahaan air kemasan yang dimiliki oleh para pengusaha, kemudian air kemasan tersebut dijual demi mendapatkan keuntungan. 

Kondisi tersebut hanya dijumpai dalam negeri yang menerapkan aturan buatan manusia yakni sistem kapitalisme liberalisme. Sistem ini hanya menjadikan keuntungan sebagai tujuan utama. Makanya wajar, yang berkuasa adalah para pengusaha, apapun akan dilakukan demi mendapatkan uang. Meskipun dengan mengambil hak masyarakat setempat, termasuk masalah air bersih. 

Selain itu, sistem kapitalisme juga menjadikan negara lemah dalam melakukan mitigasi. Mereka hanya membuat kebijakan demi mendapatkan keuntungan, tanpa memperhatikan dampak yang ditimbulkan akibat kebijakan tersebut. Jika pun ada upaya untuk mengatasi kekeringan, hal itu hanya sesaat karena negara tidak mau rugi. Terlebih, negara hanya sebagai fasilitator, negara berlepas tangan dalam mengurus urusan rakyat justru menyerahkan kepada swasta. 

Solusi Islam Mengatasi Kekeringan

Islam adalah agama sekaligus pandangan hidup. Islam memandang air adalah kebutuhan pokok bagi manusia serta melarang menjadikannya sebagai milik pribadi apalagi diserahkan kepada swasta/asing. Sebab air adalah salah satu dari SDA. Rasulullah bersabda yang artinya: "Kaum muslim berserikat dalam tiga perkaya yaitu padang rumput, air dan api" (HR. Abu Dawud dan Ahmad). 

Hadis ini menunjukkan bahwa air adalah harta milik umum yang dikelola oleh negara, kemudian dikembalikan kepada seluruh rakyat, tidak boleh dijadikan milik pribadi atau lembaga tertentu. Dan ini hanya bisa diwujudkan oleh negara yang menerapkan aturan Islam secara keseluruhan. 

Negara mengelola secara langsung dalam proses produksi dan pendistribusian air bersih. Menyalurkan lewat perpipaan sehingga kebutuhan masyarakat akan air terpenuhi dengan baik. Termasuk yang dilakukan oleh negara adalah mengedukasi masyarakat untuk menjaga SDA (hutan) agar tidak digundulkan. Jika terdapat hutan yang gundul, maka akan dilakukan penghijauan kembali (reboisasi). Terhadap siapa pun yang melakukan kerusakan lingkungan, akan diberikan sanksi yang tegas oleh khalifah sebagai kepala negara. 

Khalifah pun akan menyiapkan dana yang besar serta memberdayakan para ahli terkait agar masyarakat bisa menikmati air bersih dengan mudah. Adapun kekeringan karena faktor klimatologi, maka negara akan menyebarkan informasi prakiraan iklim yang akurat sesuai dengan wilayah masing-masing. Termasuk membuat kalender tanam serta menerapkan dan memperhatikan peta rawan kekeringan yang dihasilkan yang disebarkan secara online melalui BMKG. 

Selain persoalan teknis, yang non teknis juga akan diupayakan. Khalifah akan memimpin umat Islam untuk memohon kepada Allah dengan melaksanakan sholat istisqo agar Allah menurunkan hujan untuk kemaslahatan manusia. Sebagaimana yang dilakukan oleh rasulullah ketika terjadi kekeringan di Madinah. Masyarakat mendatangi  Nabi yang saat itu juga sebagai kepala negara, makan rasul pun mengajak penduduk Madinah untuk melaksanakan sholat istisqa'. Kemudian hujan turun tak henti-hentinya, dan mereka kembali kepada Rasul untuk berdoa agar hujan berhenti. Maka hujan pun berhenti. Demikianlah Islam mengatasi masalah kekeringan. Ini tidak akan bisa diwujudkan selain sistem Islam. 
Wallahu ‘alam.

Satu Unit Rumah Bersama Dua Unit Motor Ludes Terbakar

 

Terbakar
Rumah kediaman, Yadin M Said, Warga Desa Sie, Kecamatan Monta, Kabupaten Bima yang terbakar pada Rabu (12/6)

bimanews.id-Musibah kebakaran terjadi di Desa Sie, Kecamatan Monta, Kabupaten Bima. Rumah kediaman Yadin M Said di RT. 07, RW. 02 bersama dua unit sepeda motor habis terbakar, Rabu (12/6).

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Bima, A Rifai mengatakan, kebakaran pertama kali diketahui  tetangga korban bernama Jannah, sekitar pukul 09.30 Wita. Melihat ada  kepulan asap dari dalam rumah korban, saksi sontak berteriak minta pertolongan pada warga sekitar.

Warga yang mendengar teriakan  tersebut berdatangan, berusaha memadamkan api dengan peralatan  seadanya. Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 11.00 Wita, setelah mobil pemadam kebakaran tiba di lokasi.

“Rumah yang terbakar  dalam keadaan kosong. Pemiliknya sedang berada di luar,” kata Rifai.

Upaya emadaman kata Rifai, sempat terkendala karena gang sempit. Selain itu, banyak kendaraan memenuhi arena jalan sehingga menghambat laju mobil pemadam menuju lokasi kebakaran.

“Masih banyak pengendara sepeda motor yang belum memahami fungsi sirine dan lampu huru hara pemadam, sehingga menghambat kecepatan kendaraan Damkar,” keluhnya.

Penyebab kebakaran diduga akibat arus pendek. Sementara kerugian material ditaksir sekitar Rp200 juta. (red)

Rabu, 12 Juni 2024

Mengatasi Masalah Kemiskinan Dan Pengangguran Dengan Ekonomi Kreatif: Solusi Atau Ilusi?

Ulya

Oleh: Himmatul 'Ulya

Pasca The 3rd World Conference on Creative Economy (WCCE) yang dihelat pada 5-7 Oktober 2022 di Bali lalu, pengarusutamaan aktivitas ekonomi kreatif di tanah air makin masif dilakukan. Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), terus-menerus menggenjot pertumbuhan ekonomi melalui sektor ekonomi kreatif (Ekraf).

Untuk itu, berbagai pelatihan dan bimbingan teknis kepada pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) gencar dilakukan. Tak ketinggalan, dunia pendidikan, mulai dari tingkat Pendidikan Dasar hingga tingkat Perguruan Tinggi juga berlomba-lomba mengadakan bazar dan event untuk memamerkan produk hasil karya, pentas seni dan budaya dan lain-lain. Tak lain demi menggenjot proyek nasional percepatan pertumbuhan ekonomi melalui sektor Ekraf ini. 

Menparekraf Sandiaga Salahudin Uno dalam berbagai kesempatan menyatakan sangat optimis bahwa ekraf dapat membuka jutaan lapangan kerja baru bagi generasi muda (setkab.go.id).

Untuk itu, Sandiaga Uno mendorong keterlibatan generasi muda dan kaum perempuan untuk berpartisipasi aktif menciptakan inovasi dan mengembangkan kreativitas menghasilkan produk ekonomi kreatif yang bernilai jual. Harapannya, dengan Ekraf ini, problem kemiskinan dan pengangguran di kalangan milenial dan Gen-Z dapat teratasi (kemenparekraf.go.id).

Pencanangan Ekraf sebagai solusi untuk mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran di negara-negara berkembang merupakan “resep” yang diprakarsai oleh negara-negara maju melalui Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Tahun 2021 telah ditetapkan oleh PBB sebagai Tahun Internasional Ekonomi Kreatif melalui Resolusi Umum PBB  Nomor A/RES/74/198. Negara-negara berkembang yang disebut negara dunia ketiga terus digenjot untuk mempercepat pemulihan ekonomi, melalui sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, khususnya pasca pandemi Covid-19 (https://kemenparektaf.go.id). 

Potret Kemiskinan dan Pengangguran

Antrian panjang ratusan pelamar kerja yang melamar sebagai karyawan di warung Seblak Ciamis, Jawa Barat pada Mei lalu sempat viral di media sosial tanah air. Ratusan pelamar yang didominasi generasi muda tersebut memadati jalanan di Ciamis dengan menenteng map coklat. Kisah tersebut adalah gambaran kecil terkait fenomena kemiskinan dan pengangguran di Negeri ini. Menegaskan hal itu, baru-baru ini, Badan Pusat dan Statistik (BPS) merilis data yang sangat memprihatinkan, disebutkan bahwa terdapat sebanyak 9,9 juta jiwa Gen-Z (Usia 15-25 tahun) di Indonesia yang tidak kuliah dan tidak bekerja. Biaya pendidikan yang semakin mahal, membuat Gen-Z harus mengubur mimpi untuk mengenyam pendidikan tinggi.

Selain itu, banyak laporan yang menyebutkan Gen-Z semakin kesulitan memiliki rumah di tengah harga rumah yang makin melonjak dan inflasi yang terus-menerus naik. Dampak dari inflasi yang terus meningkat, juga membuat harga kebutuhan hidup meningkat. Walhasil, kehidupan pun semakin sulit, tak heran jika banyak Gen-Z mengalami masalah kesehatan mental. 

Akar Masalah Kemiskinan dan Pengangguran

Sungguh ironis, Indonesia adalah negara yang dikenal dengan kekayaan alam yang melimpah ruah, namun banyak masyarakatnya yang hidup di bawah garis kemiskinan. Meskipun hampir 79 tahun Indonesia merdeka, tetapi cita-cita untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa makin jauh panggang dari api. 
Jika dicermati, kemiskinan dan pengangguran di negeri ini disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, pengelolaan sumber daya alam yang bernafas kapitalisme. Konsep kebebasan kepemilikan dalam kapitalisme menjadikan sumber daya alam yang merupakan hajat hidup orang banyak, dikuasai oleh para pemilik modal.

Sehingga, kekayaan alam tersebut tidak memberikan kontribusi bagi kesejahteraan rakyat. Ironisnya, penguasaan terhadap sumber daya alam tersebut mendapatkan payung hukum melalui regulasi yang dilegalkan oleh pemerintah.

Kedua, kebijakan yang memiskinkan. Kebijakan-kebijakan pemerintah selama ini banyak melayani kepentingan korporasi dan merugikan rakyat. Kebijakan menaikkan harga BBM, penghapusan bensin premium, menaikkan tarif dasar listrik, menaikkan iuran BPJS, menaikkan pajak dan lain-lain adalah untuk melayani kepentingan para pengusaha sekaligus mencekik rakyat. Dampak kebijakan-kebijakan tersebut diikuti melambungnya harga kebutuhan pokok. Walhasil, kehidupan rakyat semakin sulit. Kekayaan alam tidak mereka nikmati, ditambah dengan kebijakan pemerintah yang makin mencekik. Ibarat kata, sudah jatuh tertimpa tangga pula. 

Ketiga, adanya ekonomi sektor non ril. Di sektor ini, perputaran uang dalam jumlah besar dan mengalir di kalangan para konglomerat saja. Selain itu, sektor ini tidak menyerap lapangan kerja. Walhasil, kemiskinan yang terjadi bukanlah kemiskinan absolut, melainkan kemiskinan struktural yang terjadi akibat salah kelola pemerintahan yang mengadopsi prinsip ekonomi kapitalisme. Selama prinsip ekonomi kapitalisme masih diterapkan, maka mengatasi masalah kemiskinan dan pengangguran hanyalah ilusi.

Solusi Islam Atasi Kemiskinan dan Pengangguran

Islam adalah agama yang syamil (lengkap/menyeluruh) dan kamil (sempurna). Islam tidak hanya agama ritual dan spiritual, akan tetapi Islam merupakan ideologi yang memiliki solusi atas segala problematika kehidupan manusia. Sebagai agama yang syamil dan kamil, Islam memiliki mekanisme yang sempurna dalam mengatasi masalah kemiskinan dan pengangguran. Mekanisme tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

Pertama, Islam menjamin terpenuhinya kebutuhan primer (sandang, pangan dan papan) setiap individu warga negara dengan mendorong para laki-laki untuk bekerja menafkahi anggota keluarga yang berada dibawah tanggungannya. Apabila ada warga negara yang lemah, cacat atau tidak memiliki sanak keluarga yang menafkahi, maka negara Islam akan menyantuni orang tersebut secara langsung dengan harta dari Baitul Mal. 

Kedua, untuk menjamin para laki-laki dapat memenuhi kewajiban menafkahi keluarganya, maka negara Islam akan membuka lapangan kerja seluas-luasnya. Negara akan membuka lahan pertanian atau menghidupkan tanah mati (tanah yang tidak produktif) untuk diolah oleh rakyat. Negara akan memberikan fasilitas, sarana dan prasarana guna menunjang produktifitas hasil pertanian.

Di sektor ekonomi, negara akan memberikan modal tanpa riba kepada rakyat untuk mengembangkan usaha halal. Negara juga akan mendorong kemajuan sektor industri yang akan menghasilkan produk-produk konsumtif maupun non konsumtif yang akan membuka lapangan kerja yang luas bagi para laki-laki. 

Ketiga, negara akan menjamin terpenuhinya kebutuhan kolektif masyarakat seperti menyediakan pendidikan gratis, layanan kesehatan yang gratis dan berkualitas untuk seluruh rakyat, tanpa membedakan kaya atau miskin, serta menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat agar tidak ada pelanggaran atas hak-hak manusia. Dengan hadirnya negara menjamin kebutuhan kolektif masyarakat ini, maka masyarakat tidak perlu terbebani memikirkan pendidikan, kesehatan dan keamanan diri dan keluarganya, karena ketiga hal tersebut adalah hak rakyat yang merupakan kewajiban negara. 

Keempat, negara akan menerapkan konsep Islam dalam kepemilikan. Islam membagi kepemilikan menjadi 3, yaitu kepemilikan individu, kepemilikan umum/kolektif dan kepemilikan negara. Jalan tol, bendungan, sumber air, tambang, laut, hutan dan lain-lain adalah termasuk kepemilikan umum yang tidak boleh dikuasai oleh individu atau swasta. Dengan prinsip ini, maka penguasaan sumber daya alam oleh segelintir oligarki seperti hari ini tidak akan terjadi. 
Wallahu’alam bishawab.

Ad Placement

Kota Bima

Bima

Dompu