Kota Bima Darurat Sampah, TPA Seluas 8 Hektare Telah Penuh - Bima News

Selasa, 08 April 2025

Kota Bima Darurat Sampah, TPA Seluas 8 Hektare Telah Penuh

 

TPA
Wakil Wali Kota Bima, Feri Sofyan saat meninjau TPA Oimbo, (8/4) 


bimanews.id-Kota Bima saat ini tengah menghadapi kondisi darurat sampah. Dalam sehari, jumlah sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) mencapai 80 ton, terutama di musim hujan. 

Dari total sampah yang dihasilkan warga, hanya sekitar 80 persen yang berhasil diangkut oleh armada pemerintah. Sementara sisanya, 20 persen dibuang mandiri oleh warga.

Ironisnya, mayoritas sampah yang diangkut ke TPA merupakan sampah plastik dan sejenisnya. Sampah organik hanya menyumbang sebagian kecil dari total volume sampah.

Asisten I Setda Kota Bima, H. Alwi Yasin mengatakan, hanya dalam waktu tiga tahun area TPA yang luasnya 8 hektare kini telah penuh oleh tumpukan sampah.

“Beberapa tahun lalu, sampah di bagian barat TPA masih jauh dari jalan, sekarang sudah menggunung hingga setinggi tujuh meter,” ujar mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bima ini.

Wakil Wali Kota Bima, Feri Sofiyan mengaku terkejut saat mengecek langsung kondisi TPA Oimbo pada Selasa (8/4). Ia melihat sendiri  sampah telah membentuk gunungan besar hanya dalam beberapa tahun terakhir.

“Tentu kondisi ini tidak bisa dibiarkan. Lahan yang ada sudah tidak mampu lagi menampung sampah,” tegasnya.

Sebagai langkah awal, pihaknya berencana menaikkan tembok pembatas di sekitar TPA untuk mencegah meluasnya tumpukan sampah ke area lain.  Feri juga menekankan pentingnya manajemen pengolahan sampah yang lebih baik, dimulai dari rumah tangga.

“Harus ada pemilahan sejak dari rumah. Targetnya, sampah yang masuk ke TPA cukup 20 persen saja,” jelasnya.

Ia mengatakan, konsep manajemen ini akan segera dibahas lebih lanjut dan diterapkan sesegera mungkin.

Langkah lain, pemerintah kota akan memanggil para pengusaha air kemasan untuk membahas kontribusi mereka melalui dana CSR untuk mendukung pengolahan sampah. Hal ini menyusul banyaknya kemasan air minum yang ditemukan di TPA.

Di samping itu, Pemkot Bima juga akan membuat program wisata edukasi sampah bagi lurah dan pelajar. Tujuannya agar mereka mengetahui langsung kondisi sampah di TPA, sekaligus belajar tentang pentingnya pemilahan sampah sejak dari sumbernya.

“Kami akan programkan agar para lurah bisa mengingatkan warganya untuk memilah sampah sesuai jenisnya. Tidak semua sampah harus dibuang ke TPA,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala UPT TPA Oimbo, Iskandar Masrun mengungkapkan, selain volume sampah yang besar, kendala lain adalah keterbatasan alat berat untuk mengelola sampah.

“Saat ini kami hanya punya dua alat berat. Kalau satu rusak, tumpukan sampah bisa sampai ke jalan masuk,” katanya.

Ia juga menyoroti minimnya pasokan BBM untuk operasional alat berat. Saat ini, hanya tersedia 120 liter solar per minggu, yang hanya cukup untuk pemakaian sekitar 8 jam kerja.

Menurutnya, TPA sangat membutuhkan alat berat jenis loader untuk mempercepat proses pemindahan sampah. (nk)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda