Oknum Perawat Di Bima Dilaporkan Lecehkan Pasien - Bima News

Jumat, 18 Oktober 2024

Oknum Perawat Di Bima Dilaporkan Lecehkan Pasien

 

ilustrasi
Ilustrasi

bimanews.id-Seorang pasien inisial N, 21 tahun asal Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima diduga dilecehkan oknum perawat ketika menjalani perawatan di salah satu Pustu di wilayah Langgudu beberapa waktu lalu. Kasus tersebut telah dilaporkan pada pihak kepolisian.

Korban diketahui bekerja sebagai honorer di instansi vertikal di Kabupaten Bima, sedangkan terduga pelaku inisial  J, 47 tahun berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) dan suami orang.

Kasat Reskrim Polres Bima Kabupaten, Iptu Franto Akcheryan Matondang membenarkan dugaan kasus pelecehan seksual itu. Kasus tersebut masih proses tahap penyelidikan.

“Sekarang masih proses penyelidikan. Perkembangan akan dilaporkan kembali,” katanya, Kamis (17/10).

Kepala UPT Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Bima, Muhammad Umar mengatakan, dugaan kasus itu terjadi pada 9 Oktober lalu di salah satu Pustu di wilayah Langgudu, tempat terduga pelaku bekerja.

“Dugaan kasus pelecehan itu dilaporkan korban hari itu juga. Kami sudah lakukan pendampingan terhadap korban,” jelas Muhammad Umar, Kamis (17/10/2024).

Dari keterangan korban kata Umar, dugaan pelecehan itu terjadi malam hari saat korban mendatangi Pustu untuk berobat karena alergi gatal di bagian kaki. Kedatangan korban pun dilayani oleh terduga pelaku di salah satu ruangan Pustu.

“Di Pustu saat itu hanya ada korban di terduga pelaku,” kata Umar.

Saat diperiksa lanjut Umar, korban tidak curiga dengan terduga pelaku. Korban merasa mulai tidak nyaman ketika terduga pelaku menyuruhnya mengangkat baju dengan alasan untuk pemeriksaan luka alergi lain. Padahal korban hanya mengeluhkan sakit di bagian kaki.

“Korban pun sempat menolak, tapi kesannya dipaksa,” ungkap Umar.

Setelah baju korban diangkat, terduga pelaku meraba bagian dada korban. Korban pun berontak dan melawan, namun takut untuk berteriak. Saat itu juga korban keluar dan pulang.

“Korban takut berteriak karena takut masalah membesar. Bahkan ia juga tidak langsung bercerita ke orang tuannya karena malu. Apalagi saat kejadian tidak ada saksi,” jelasnya.

Sementara Konselor UPTD PPA Kabupaten Bima, Abd. Rahman Hidayat mengatakan, korban sudah diberikan pendampingan. Yang jelas kata dia, pasca kejadian, korban mengalami gangguan emosional akibat pelecehan itu.

“Kami sudah mendorong pihak keluarga korban untuk melaporkan masalah ini ke Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan,” jelasnya. (red)

 

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda