Oleh : Nur Ummu Ghazi ( Ibu Rumah Tangga dan Pemerhati Generasi).
Baru- baru ini di kota Bima digemparkan dengan pembunuhan seorang perempuan di kamar kosnya. Pelakunya tiada lain adalah kekasih korban sendiri. Usut demi usut, pembunuhan tersebut terjadi karena pelaku cemburu dengan korban yang memiliki kekasih lain. Tanpa panjang kali lebar, pelaku langsung mencekik korban hingga tewas dan memasukan di kamar mandi kos pelaku (Kahaba.net 26/08/24).
Selain cemburu, pelaku juga ternyata positif menggunakan sabu-sabu. Ini diketahui setelah dilakukan tes urine oleh pihak berwajib (Visionerbima, 3/08/24).
Kasus di atas adalah salah satu dari sekian banyak kasus serupa. Bisa jadi hanya ini yang terdata, yang tidak terdata jauh lebih banyak, ibarat fenomena gunung es. Kasus-kasus serupa di daerah lain pun sama saja. Dulu kisah-kisah seperti ini hanya bisa kita dengar dan lihat lewat televisi saja, namun sekarang kasus seperti ini sering kita lihat di depan mata. Bahkan tidak sedikit korban dan pelaku adalah sanak keluarga dan orang-orang dekat kita. Miris memang, tapi beginilah realita yang bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Kebablasan dalam bergaul melahirkan generasi yang mines moral, akhlak dan etika. Dan tidak heran jika hari ini kita melihat kebobrokan di mana-mana, karena kita sangat jauh dari syariat Allah.
Akar Permasalahannya
Berbagai macam keburukan yang menimpa anak-anak, remaja dan dewasa di negeri ini muncul akibat penerapan sistem hidup sekuler yang melahirkan nilai-nilai hidup yang salah di tengah-tengah masyarakat. Pelaku kekerasan seksual pada perempuan mayoritasnya adalah orang-orang terdekat. Ini menggambarkan masyarakat kita sedang sakit parah. Kebebasan yang diagungkan sistem ini menjadi racun mematikan bagi akal dan naluri hingga terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti pembunuhan, pemerkosaan dan sejenisnya.
Ketika pemahaman agama tidak menjadi standar, maka hawa nafsu jadi penentu dalam suatu tindakan. Liberalisme telah menghilangkan ketakwaan individu, masyarakat dan negara. Asas sekuler kapitalisme yang melahirkan berbagai kebebasan. Kebebasan beragama, kebebasan berpolitik, kebebasan berpendapat dan kebebasan berekspresi. Kebebasan inilah yang memberi peluang besar bagi para remaja maupun dewasa untuk melakukan apa saja yang mereka inginkan, tanpa memperhatikan rambu-rambu syariat.
Pemisahan antara agama dan kehidupan dengan istilah fashluddin anil hayat. Yang seharusnya pergaulan laki-laki dan perempuan itu adalah terpisah secara syariat, tapi oleh sistem sekarang tidak diberlakukan. Karena laki-laki dan perempuan berhak untuk mengekspresikan keinginan mereka, atas dasar HAM. Ini semua menunjukan betapa lemahnya jaminan keamanan dan kehormatan bagi masyarakat di sistem sekarang.
Lingkungan dan negara juga telah abai memberikan jaminan keamanan pada masyarakat khususnya pada perempuan. Kehidupan yang diwarnai dangan materialistis dan hedonis telah membentuk individu yang mengutamakan kebutuhan jasmani dan kesenangan dunia. Menganggap kebutuhan seksual adalah wajib, sehingga banyak para individu yang berlomba-lomba untuk menyalurkan meski bukan pada tempatnya. Kesalahan memahami mana kebutuhan dan mana keinginan membuat sebagian banyak individu tidak menstandarkan perbuatan mereka pada halal haram, melainkan seberapa manfaat yang bisa mereka raih dari perbuatan mereka termasuk persoalan hubungan seksual.
Ini adalah buah dari sistem rusak sekuler kapitalis. Sistem ini membawa kerusakan pada masyarakat dan meruntuhkan sendi-sendi kehidupan manusia. Sistem ini membuat manusia tidak lagi menjadi mulia karena pelakunya seperti binantang. Sistem ini hanya memperhatikan aspek individualisme semata.
Bagaimana Solusi dalam Islam?
Islam adalah Agama yang paripurna yang mengatur seluruh kehidupan. Mulai bangun tidur hingga bangun negara. Berbagai persoalan di atas tidak bisa menyelesaikan satu persatu. Upaya yang komprehensif dan menyeluruh harus dilakukan yaitu dengan cara menghilangkan akar permasalahannya. Mengganti sistem yang salah itulah jawabannya. Dalam sistem Islam akan ada solusi tuntas yang akan dilakukan oleh daulah Islam, diantaranya:
Pertama, menghilangkan faktor internal individu berupa lemahnya iman dan miskinnya pengetahuan tentang islam. Keimanan yang kokoh akan membentengi seseorang dari perilaku melanggar hukum syariat, menghalangi seseorang dari berbuat maksiat. Jika memahami syariat yang benar tentang larangan berzina maka akan senantiasa menjauhi perbuatan/aktivitas yang menjerumuskan dalam berzina, semisal pacaran. Sebab ia yakin bahwa baik dan buruknya yang dilakukan di dunia akan berkonsekuensi pada pahala dan dosa.
Kedua, faktor yang berasal dari luar individu, yaitu lingkungan masyarakat. Sikap peduli masyarakat terhadap sesamanya akan membantu meringankan masalah yang dihadapi oleh seseorang. Kepedulian terhadap sesama akan memudahkan dalam melaksanakan hukum syara. Masalah ekonomi, masalah sosial kemasyarakatan, masalah hukum dan masalah lainnya. Ada banyak contoh yang dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabat untuk menjaga harta dan martabat perempuan. Ketika ada pelecehan seorang perempuan di pasar qoinukah. Rasulullah mengirim pasukan untuk mengepung bani qoinukah. Hanya untuk membela kehormatan seorang perempuan.
Ketiga, mengeluarkan individu dari kubangan masalah kehidupan. Pilar itu adalah penerapan sistem yang shahih yang dijalankan oleh orang yang amanah, yang akan memandang seluruh urusan rakyat sebagai Amanah Allah yang menjadi tanggung jawabnya. Dia betul-betul akan menunaikan amanah sesuai aturan Allah SWT.
Itulah sekilas cara daulah islam untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan/tidak sesuai syariat. Wallahu'alam.