Almarhum Syamsurijal |
bimanews.id-Meninggalnya Ketua Kelompok
Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) 07, Syamsurijal di Desa Parado Rato
Kecamatan Parado Kabupaten Bima menyisakan cerita pilu. Pemuda 24 tahun itu
mengalami trauma berat sebelum meninggal dunia.
“Almarhum merupakan keponakan saya,” ungkap Kepala
Desa Parado Rato, M Saleh beberapa hari lalu.
M Saleh mengaku tahu persis kejadian yang dialami
Syamsurijal. Sebelum meninggal, dia sempat diancam dengan senjata tajam oleh
sejumlah warga yang hendak membakar logistik Pemilu.
Melihat reaksi massa, Syamsurijal saat itu tidak
bisa berbuat banyak. Ia bahkan takut membela diri. Untuk menghindari reaksi
massa, dia sempat berusaha kabur sambil membawa satu kotak surat suara yang
sudah dihitung.
“Tidak lama kemudian Syamsurijal jatuh tersungkur
bersama kotak suara. Kondisinya langsung tidak sadarkan diri,” tuturnya.
Warga yang melihat kejadian tersebut lalu membawa
korban ke rumah warga sekitar. Karena kondisinya memburuk, kemudian dia
dilarikan ke Puskesmas Parado untuk mendapatkan perawatan medis.
“Setelah beberapa lama dirawat di Puskesmas,
Syamsurijal dirujuk ke RSUD Bima,” katanya.
Selama ditangani di rumah sakit, korban terlihat
seperti orang yang merasa ketakutan. Bahkan terkadang dia sampai berteriak
meminta dan memohon agar tidak diganggu saat diperiksa oleh dokter.
“Dia kaya orang ketakutan, selalu berteriak memohon
agar tidak diganggu,” terangnya.
Sejak menjalani perawatan intensif beberapa hari di
RSUD Bima, kondisi kesehatan korban semakin parah. Dia akhirnya dinyatakan
meninggal dunia oleh dokter pada Jumat sore (23/2) sekitar pukul 18.30 Wita.
“Kami merasa terpukul meninggalnya almarhum, tapi
sekarang kami sudah ikhlas,” katanya.
Humas RSUD Bima dr Akbar mengatakan sebelum meninggal
dunia, korban sudah tiga hari dirawat intensif. Dari sebelumnya, sehari dirawat
di klinik Asy Syafi.
“Jadi korban ini merupakan pasien rujuk,” katanya.
Menurut Akbar, pasien tiba di RSUD Bima sudah dalam
kondisi tidak stabil dan langsung dilakukan pemeriksaan mendalam. Setelah
diperiksa, ternyata ditemukan penyakit kronis yang sudah lama diderita.
“Kemudian ditambah dengan aktivitas berat saat
bertugas menjadi anggota KPPS menyebabkan kondisi pasien semakin menurun,”
tandasnya. (red)