Tanaman jagung warga di Dompu yang rusak akibat angin kencang, Sabtu (16/3) |
bimanews.id-Musibah terus melanda
petani jagung di Kabupaten Dompu. Selain
ribua hektare tanaman jagung gagal panen akibat rendahnya curah hujan, Sabtu
(16/3) sekitar 160 hektare jagung rusak akibat angin kencang.
“Kerusakan
terparah akibat angin kencang di Desa Riwo Kecamatan Woja (Kawasan yang dekat
pantai,” sebut Kepala Dinas Pertanian Dompu, Muhammad Syahroni, Minggu (17/3).
Dari info BMKG, cuaca ekstrim disertai angin kencang
terjadi sejak 13 Maret. Kondisi itu akan berlangsung hingga 18 Maret 2024.
“Untuk wilayah pesisir lain seperti Nangadoro
Kecamatan Hu’u masih terpantau aman meski diterjang angin,” katanya.
Kondisi tanaman jagung pasca diterjang angin kata
Syahroni, sebagian bisa diselamatkan. “Kalau hanya tumbang masih bisa
diselamatkan, kecuali kalau batangnya patah,” kata dia.
Selain akibat bencana angin, ribuan hektar tanaman
jagung di Dompu dipastikan gagal panen akibat rendahnya intensitas hujan. Luas
lahan jagung terancam gagal panen sekitar 2.993 hektare.
Itu tersebar di Kecamatan Kempo dan Kilo.
Masing-masing seluas 575 dan 2.318 hektare.
“Dua kecamatan ini curah hujannya rendah, sehingga
banyak tanaman jagung gagal tumbuh,” jelas Syahroni.
Dia menjelaskan, data per 10 Februari 2024,
realisasi luas tanaman jagung di Kabupaten Dompu mencapai 47.082 hektare. Dari luas
tanaman tersebut, potensi gagal panen sekitar 0,5 persen.
“Sejak awal tanam, petani mengeluhkan kurangnya
curah hujan. Tanaman jagung tidak tumbuh normal dan sebagian mati akibat kurang
air,” katanya.
Sebelumnya, petani sudah diimbau, terutama petani
tegalan untuk memaksimalkan pemanfaatan mesin air dan bor dalam. Jika itu
dimanfaatkan, diyakini ancaman gagal panen bisa diminimalisir.
“Kalau tanaman kurang air, belum terlambat untuk
diselamatkan. Kecuali memang tanaman jagung sejak awal gagal tumbuh,”
pungkasnya. (red)