Kepala Diskoperindag Kota Bima, H Tafsir foto bersama dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah(TPID) saat kegiatan pasar murah di Kelurahan Paruga, Kamis (14/3) |
bimanews.id-Kenaikan harga
beras yang begitu tinggi mengharuskan Pemerintah Kota Bima rutin menggelar
operasi pasar dengan menjual beras dan barang kebutuhan lain dengan harga
murah. Alhasil, selama operasi pasar berlangsung selalu diserbu warga.
Tim Pengendalian
Inflasi Daerah (TPID) Kota Bima, Kamis (14/3) menggelar pasar murah di depan
Kantor Lurah Paruga, Kecamatan Rasane Barat Kota Bima.
"Kami gandeng Bulog
Bima untuk menyediakan 5 ton beras, 300 kilogram gula, 600 liter minyak goreng,
namun yang lebih diminati masyarakat beras dan minyak goreng," kata Kepala
Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Bima, H.
Tafsir pada operasi pasar murah, di halaman kantor Lurah Paruga, Kamis (14/3).
Menyinggung soal kelangkaan dan melonjaknya harga
gas elpiji 3 kilogram, diakui jatah Kota Bima 63 ribu tagung gas elpiji dari
pertamina bulan Januari- Februari belum didropping. Hal inilah yang menyebabkan
terjadi kelangkaan dan tingginya harga jual gas elpiji di masyarakat.
"63 ribu tabung elpiji itu belum didropping untuk jatah Kota Bima bulan Januari-Februari,"
sebutnya.
Mengenai harga jual di masyarakat di atas harga HET,
diakui harga yang disepakati antara agen
dan distributor Rp 18 ribu per tabung. Namun berdasarkan hasil penelusuran di lapangan, masih banyak pengecer yang
menjual di atas HET, dengan harga Rp 25 hingga Rp 35 ribu per tabung.
‘’Ini tinggi sekali,
secepatnya akan kami tegur dan evaluasi melalui sistem pengawasan,"
tandasnya.
Dengan operasi pasar
murah ini diharapkan harga bahan pokok terjangkau oleh masyarakat, demikian
juga harga gas elpiji dapat segera stabil sesuai HET. (red)