Ketua PWI Pusat Hendry Ch Bangun foto bersama dengan 33 orang peserta Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) di aula Gedung PWI Jawa Barat, Sabtu (10/2) |
bimanews.id-Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) telah meluluskan
33 peserta kelas muda di Bandung. Lulusan angkatan pertama ini diwisuda
langsung Ketua Umum Persatuan Wartawan
Indonesia (PWI ) Pusat Hendry Ch Bangun,
di Aula Gedung PWI Jawa Barat, Jl Wartawan II Bandung, Sabtu (10/2).
SJI versi baru untuk kelas muda berlangsung selama lima hari
sejak Selasa (6/2), pesertanya 33 wartawan muda dari kabupaten/kota di seluruh
Jabar selain dari Bandung sendiri.
Melalui ujian yang berlangsung dari pagi hingga menjelang sore,
keseluruhan peserta dinyatakan lulus. Dari 33 lulusan, lima orang berhasil
meraih nilai tertinggi, yaitu Ade Hadeli dari Koran Gala, Mulya Hermawan dari
Suarasukabumi.id, Rifat dari DetikJabar, Shelly Silvisna Dahlia dari
Zonabandung.com, dan Adam Sumanto dari Pasundan Ekspres.
Ketua Umum PWI Pusat, Hendry Ch Bangun, dalam sambutannya
menyatakan, PWI akan mengevaluasi penyelenggaraan SJI ini ke depan. SJI menjadi
prioritas program PWI di bawah kepemimpinan Hendry setelah mengalami vakum
selama 5 tahun.
Dalam waktu dekat, SJI yang didirikan PWI ini akan melanjutkan
kegiatan pendidikan di Malang, Jawa
Timur dan Lampung. Di Bandung sendiri, program SJI akan berlanjut dengan dua
kali gelombang untuk kelas muda, dan kemudian akan ditingkatkan untuk kelas
madya.
Di kalangan wartawan, SJI adalah ikon dari PWI yang sudah
berjalan sejak lama. “Pada saat itu, pertama kali diadakan di Palembang tahun
2010 dengan pemberi kuliah pertama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Untuk
kali ini, multi tasking jurnalisme menjadi andalan silabus SJI. Termasuk
berpikir kritis, berwawasan kebangsaan, dan menjaga integritas,” ungkap
Hendry saat peluncuran SJI yang dibuka
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim, 6
Februari lalu.
Menurut Ketua Bidang Pendidikan PWI Pusat Mohammad Nasir, SJI
merupakan program pendidikan bagi wartawan anggota PWI yang dilaksanakan secara
mobile (keliling) dari provinsi ke provinsi. Tujuannya, untuk mendekatkan SJI
dengan para wartawan yang membutuhkan tambahan pengetahuan dan keterampilan
jurnalisme terbaru, dengan mempertajam multi-tasking, integritas, kebangsaan,
dan critical thinking.
Sementara itu, Direktur SJI Ahmed Kurnia, menambahkan tentang
proses rekrutmen untuk pengajar SJI yang dipilih adalah para wartawan senior
yang memiliki jam terbang tinggi. “Selain punya pengalaman, mereka juga punya
wisdom yang bisa dibagikan kepada wartawan muda,” katanya.
Pada kesempatan terpisah Zarman Syah, pengajar SJI yang juga
peneliti di lembaga internasional UNITAR (United Nation Training and Research)
mengatakan, kehadiran SJI sudah tepat pada zamannya.
“Sekarang ini ada ancaman terhadap profesionalisme wartawan
dengan kehadiran mesin pintar AI. Maka tidak bisa dielakkan lagi kemampuan dan
pengetahuan serta keterampilan wartawan harus terus-menerus ditingkatkan,” kata
Zarman. (red)