Salah seorang anggota KPPS di Dompu dirawat di RSUD Dompu akibat kelelahan |
bimanews.id-Akibat kelelahan, belasan anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan Pengawas TPS Pemilu 2024 di Kabupaten Dompu terkapar, Rabu (14/2). Mereka dilarikan ke RSUD Dompu untuk mendapatkan perawatan medis.
Informasi
diperoleh, jumlah petugas Pemilu 2024 yang terkapar 13 orang. 10 orang anggota
KPPS di Kecamatan Woja dan 4 orang Pengawas TPS di Kecamatan Dompu.
Ketua
Panwas Kecamatan Dompu, Muhammad Azwar membenarkan sejumlah anggota Pengawas
TPS jatuh sakit. Dari empat orang, tiga diantaranya merupakan pengawas
perempuan.
“Mereka
mulai masuk RSUD Rabu sore sekitar pukul 18.00 Wita. 3 orang sudah keluar tadi
malam (Rabu), sedangkan 1 orang masih dirawat di RSUD Dompu,” kata Azwar, Kamis
(15/2).
Empat
Pengawas TPS jatuh sakit karena kelelahan dan telat makan. Rata-rata mereka
sakit lantaran mag dan asam lambungnya naik.
Sejak
H-3 Pemilu, pengawas TPS jarang
istirahat. Puncaknya pada H-1. Mereka harus mengawasi lokasi TPS hingga
distribusi logistik ke TPS.
“Dalam
sehari, mereka paling bisa istirahat 1 sampai 2 jam. Kesokan hari mereka
kembali ke rutinitas. Seperti pada saat mulai distribusi logistik hingga hari H
Pemilu, mereka harus standby di lokasi sejka pukul 06.00 Wita,” ujarnya.
Namun
demikian, kondisi tersebut tidak
mengganggu proses penghitungan suara di TPS. Kepada anggota yang diminta untuk memperhatikan kondisi kesehatan.
“Pekerjaan
tetap jadi prioritas, tapi jaga kesehatan harus yang utama,” pungkasnya.
Sementara
Ketua PPK Woja, Juraidin mengatakan, jumlah petugas KPPS yang jatuh sakit sebanyak
10 orang. Mereka mulai dirawat sejak Rabu malam (14/2), sebagian sudah pulih.
“Pagi
ini (Kamis) ada tambahan 1 orang yang drop, baru saja kami bawa ke RSUD Dompu,”
katanya.
Kerja
KPPS menurutnya butuh fisik ekstra. Artinya, lebih kurang 30 lebih jam mereka
harus standby di TPS. Mulai dari proses pencoblosan hingga logistik dibawa
kembali ke desa.
“Sekarang
sebagian TPS sudah selesai proses penghitungan. Selanjutnya mereka tunggal
rekap, kemudian proses administrasi. Kalau sore nanti sudah rampung dan
logistik dibawa ke kantor desa atau kelurahan, mereka sudah bisa istirahat.
Artinya, jika logistik masih ada di TPS, mereka belum bisa beranjak,” katanya.
(red)