Ketua PSHT Kota Bima Suratman menyerahkan tumpeng pada Kepala Dinas Pariwisata Kota Bima, M. Natsir pada peringatan satu abad, PSHT di Gor KONI, Sabtu malam (1/10). |
bimanews.id, Kota Bima-Tahun ini perguruan pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) genap satu abad. Momen ini diperingati seluruh peguruan di Indonesia dan mancanegara. Begitu juga dengan PSHT Cabang Kota Bima, merayakannya Sabtu malam (1/10).
Ketua PSHT Kota Bima, Suratman
mengatakan, PSHT berdiri di Kabupaten Madiun tahun 1922. Organisasi olahaga
beladiri ini didirikan Ki Hajar Hardjo Oetomo. “Sejarahnya organisasi ini
didirikan untuk mendidik generasi yang sehat dan siap membela negara,” ujarnya
saat menyampaikan arahan, Sabtu malam (1/10).
Seiring perkembangan zaman, organisasi yang merupakan bagian pendiri
Ikatan Pencak Silat Indonesia ini terus
bekembang. Bukan hanya di pulau jawa,
kini sudah menyebar ke seluruh Indonesia.
Bahkan menyebar hingga ke manca
negara. Mulai dari Inggris, Perancis, Jepang, Benua Afrika dan banyak negara
lain. Tidak heran, jumlah warga PSHT kini tembus lima juta orang.
“Alhmadulilah warga PSHT kini sangat
banyak,” akunya.
Dengan jumlah jumlah pengikut yang
besar ini. Ke depan diharapakan beladiri pencak silat dapat masuk sebagai
cabang olahraga pada Olimpiade.
Sekretaris KONI Kota Bima, Drs. H.
Alwi Yasin, MAP mengatakan, mimpi menjadikan pencak silat sebagai cabang
internasional harus diapresiasi. Sangat wajar bila melihat sebaran pesilat
yang kini sudah merambah di banyak negara.
“Kita harus mendukung terus penyebaran
ini sehingga bisa menjadi event internasional terutama di Olimpiade,” harap
Staf Ahli Wali Kota Bima ini.
Alwi juga mengapresiasi kehadiran PSHT di Kota Bima. Sebab perguruan silat ini dia
ibaratkan seperti TNI yang berperang tanpa senjata mesin.
Terbukti banyak murid dan petinggi
PSHTI yang terlibat aktif pada perang kemerdekaan.
Itu dengan diberikannya penghargaan Pejuangan Kemerdekaan.
“Sekilas saya membaca sejarah PSHTI,
mereka ikut berjuang hanya dengan kemampuan beladiri dan bambu runcing untuk memperjuangkan kemerdekaan RI,” tegasnya.
Pasca kemerdekaan mereka terus
berjuang. Tapi kini, perjuangan mereka
berbeda yakni, memajukan generasi terutama dalam bidang olahraga serta membian
mental generasi berbudi pekerti luhur.
Pada kegiatan yang dihelat di Gor KONI
Kota Bima ini, ditampilkan juga berbagai atraksi. Mulai dari pertunjukan
tunggal pesilat hingga beregu. Ditutup
dengan pemotongan tumpeng. (nk)