Rumah warga yang menerima bantuan program BSPS terbengkalai karena belum ada pencairan termin tahap dua |
bimanews.id, Bima-Kelanjutan pelaksanaan program Bantuan Stimulan Rumah Swadaya (BSRS) tahun 2022 di Kabupaten Bima macet. Pekerjaan ratusan rumah warga terbengkalai.
Pencairan anggaran tahap kedua, disebut sebut sebagai penyumbang macetnya pekerjaan. Pertanggungjawaban anggaran tahap pertama diduga yang menjadi pemicu.
Mansyur, penerima bantuan, warga RT 3 RW 1 Dusun Panda 1, Desa Panda, Kecamatan Palibelo mengaku, hampir sepuluh hari sudah tidak ada aktivitas pekerjaan.
"Dihitung sampai sekarang, sudah hampir 10 hari (tidak ada pekerjaan)," akunya ditemui media ini beberapa waktu lalu.
Mansyur adalah satu dari 600 orang warga di 20 Desa se Kabupaten Bima tahun 2022 sebagai penerima bantuan program BSRS. Sebagai program pusat yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementerian PUPR.
Dengan program itu, Mansyur merenovasi rumah rumah panggung menjadi rumah permanen. Mendapat bantuan berupa material bangunan senilai Rp. 17,5 juta dan dalam bentuk uang tunai Rp. 2,5 juta.
Uang tunai sebagai biaya untuk menggaji tukang maupun buruh. Selebihnya, menjadi swadaya dari masyarakat.
Dari program tersebut dia mengaku, telah menerima semen tonasa 30 sak, pasir biasa 3 truk, bata 5.500 biji, besi cor diameter 10 mili meter 20 batang.
Kemudian, besi cor diameter 8 mili meter sebanyak 10 batang, kawat ikat 3 gulung, ayakan pasir, paku ukuran 7 centi meter sekitar 1/2 kg
"Untuk uang tunai, sampai sekarang belum saya terima," sambung dia menjelaskan.
Seingat Mansyur, sejak awal program tidak ada kesepakatan penentuan harga material maupun penentuan toko tempat membeli material.
"Kalau butuh material, tinggal disampaikan saja. Materialnya akan diantar. Berapa harganya, dibeli di toko mana, saya nda tau," akunya.
Selama pelaksanaan program, lanjut Mansyur, pernah dua kali protes terkait kualitas bahan material yang didrop.
"Pernah protes soal pasir dan bata yang mudah patah. Alhamdulillah sudah diganti dengan yang lebih baik," akunya.
Kepala Bidang Perumahan Dinas Perkim Kabupaten Bima, Roslina dikonfirmasi, membenarkan, pekerjaan program BSRS terhenti sejak beberapa hari lalu.
Macetnya pekerjaan itu disebabkan, termin belum bisa dicairkan.
"Masalahnya, ada SPJ satu desa yang belum clear sehingga berdampak pada desa lain. Sekarang sudah clear," akunya saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (10/10).
Pencairan termin program BSRS baru tahap pertama. Telah dibelanjakan sesuai peruntukan.
"Semua penggunaan sudah selesai dan telah dibuatSPJ. Untuk uang okngkos tukang Rp 1.250. 000 belum diberikan kepada penerima bantuan," akunya.
Uang untuk ongkos tukang akan diserahkan pada penerima bantuan saat pencairan termin ketiga nanti.
"Untuk termin pertama dan kedua, kita fokus untuk belanja material sesuai Juknis," tuturnya.
Soal tidak ada kesepakatan harga dan penentuan toko dengan penerima bantuan, Rosalina memastikan hal itu sebagai kendala teknis di lapangan.
"Tidak ada toko bangunan yang mau diutang lama. Sehingga kita kerjasama saja dengan toko yang mau mengerti dengan program ini," katanya.
Rosalina memahami, kondisi rumah penerima bantuan sekarang belum memiliki atap, apalagi hujan mulai turun.
"Itu yang kita pikirkan. Kita mau program ini secepatnya selesai. Sekarang proses pencairan sedang berjalan," pungkasnya.
(fir)