Inilah rumah korban yang terbakar di Desa Sari, Kecamatan Sape yang menewaskan ibu dan anak, Markinah dan Waldah, Kamis dinihari (6/10) |
bimanews.id, Bima-Musibah kebakaran di Desa Sari Kecamatan
Sape, Kabupaten Bima, tidak hanya menghanguskan satu unit rumah dan tiga rumah
lain rusak ringan. Tapi juga menyebabkan Siti Markinah SPd (bukan Martinah), 43
tahun dan Waldah, 8 tahun meninggal dunia.
Meninggalnya ibu dan anak ini cukup mengenaskan. Mereka terpanggang api dalam posisi berpelukan. Hal itu diungkapkan keluarga korban, Andri Moci ketika dihubungi, Kamis (6/10).
Dari cerita Andri, saat kejadian korban Markinah dan anaknya tidur dikolong rumah panggung yang telah ditembok keliling dan telah disekat menjadi beberapa kamar . Sementara di rumah panggung bagian atas, ditempati anak tirinya.
Untungnya, si anak tiri ini berhasil menyelamatkan diri. Bahkan dia berhasil keluar sebelum saksi Abdul Akhir menggedor pintu dan jendela karena melihat rumah terbakar.
Sementara korban Markinah dan putrinya, diduga tidak sempat
menyelamatkan diri karena posisi api membakar bagian atas . Mereka hanya berusaha
menyelamatkan diri dengan
masuk ke kamar
mandi, tempat dimana jenazah mereka ditemukan.
Lantas di mana suami korban saat kebakaran berlangsung? Menurut Andri, suami korban Agustion saat kejadian tidur di rumah yang satu. Jarak sekitar 300 meter dari rumah yang terbakar. ‘’Korban ini punya dua rumah. Di rumah satu ada tempat biliar, sehingga kadang suaminya tidur di situ,’’ terangnya.
Markinah diketahui merupakan ASN. guru di SDN Inpres di Kecamatan Sape. Hingga berita ini dirilis, belum diperoleh kepastian penyebab terjadinya kebakaran rumah panggung 16 tiang milik korban.
"Benar, terjadi kebakaran di Desa Sumi dinihari tadi," aku Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Bima, Drs. Ishaka dihubungi via pesan WhatsApp, Kamis (6/10).
Dia belum bisa menjelaskan penyebab kebakaran tersebut. "Untuk penyebabnya (kebakaran) masih diselidiki lebih
lanjut," tuturnya.
Selain rumah korban, lanjut dia, ada 3 rumah lain yang ikut rusak.
"Tiga rumah lain rusak ringan," tambahnya.
Kapolsek Sape, Kompol Muslih melalui rilis menjelaskan,
musibah kebakaran itu pertamakali dilihat
oleh saksi Abdul Akhir. Saksi awalnya melihat ada kepulan asap dari rumah korban Agustion.
Saat itu jelas Muslih, Abdul Akhir berteriak memanggil warga
sekitar. Bahkan berusaha mendobrak pintu dan jendela rumah korban, namun
terkunci.
Untuk diketahui, musibah kebakaran yang menyebabkan ibu dan
anak ini meninggal dunia berlangsung sekitar pukul 02.00 Wita, Kamis dinihari
(6/10).
Belum diketahui pasti penyebab kebakaran tersebut. Hanya
saja, saat kebakaran terjadi ada satu warga yang melihat kepulan asap dari
rumah korban.
Saksi Abdul Akhir tersebut berteriak memanggil warga lain
dan mendobrak pintu dan jendela rumah panggung milik korban.
‘’Api baru bisa dipadamkan sekitar pukul 03.55 Wita. Saat
itu warga menemukan 2 jenazah koban dengan kondisi sudah meninggal dunia,’’
terang Kapolsek Sape, Kompol Muslih. (red).