Potongan video, dua orang mahasiswa baru di Universitas Muhammadiyah Bima diduga alami kekerasan fisik dari para seniornya saat kegiatan pengenalan kehidupan kampus. |
bimanews.id,
Kota Bima-Jagat media sosial di Bima dihebohkan beredarnya video pengenalan
kampus yang disertai kekerasan fisik terhadap dua mahasiswa baru.
Belum
diketahui persis kapan video berdurasi 1 menit 31 detik itu direkam. Kuat
dugaan kasus kekerasan itu terjadi di kampus
saat penerimaan mahasiswa baru tahun ini.
Dalam video
itu, kedua mahasiswa yang belum diketahui identitasnya itu dikelilingi sejumlah
mahasiswa lain yang diduga senior mereka.
Humas
Universitas Muhammadiyah (UM) Bima, Taufiqurrahman, MPd, mengatakan, video yang
beredar tersebut bertempat di Kampus Universitas Muhammadiyah Bima.
"Kejadian
itu saat hari terakhir pengenalan kehidupan kampus kepada mahasiswa baru, di
aula kampus setempat," katanya ditemui di kampus Muhammadiyah Bima, Senin
(12/9).
Pihak kampus
awalnya kata dia, tidak mengetahui kejadian tersebut. Mereka tahu setelah video
tersebut viral di media sosial.
Sebagai
respon atas kejadian itu, pihak kampus telah memanggil seluruh panitia
pelaksana Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) untuk klarifikasi
video itu.
Taufik
mengatakan, kampus sangat menyesalkan kejadian tersebut. "Itu jelas-jelas melanggar ketentuan
akademik, nilai moral dan hukum yang berlaku," tuturnya.
Kampus kata Taufik sudah berupaya maksimal
menghindari kejadian seperti itu dengan menyampaikan imbauan hampir setiap saat
dan momentum. Memberikan penekanan kepada panitia untuk tidak melakukan kekerasan secara fisik
maupun non fisik.
"Termasuk
tidak melakukan tindakan yang dapat
merendahkan harkat dan martabat mahasiswa lain, " tandasnya.
Terhadap
kejadian ini lanjut Taufik, kepada korban dan keluarganya menyampaikan
permohonan maaf.
Terhadap para
pelaku, kampus sudah memanggil dan akan memberikan sanksi akademik sesuai pakta
integritas dan pedoman standar etika kemahasiswaan yang berlaku.
"Antara
pelaku dan sebagian korban sudah kami pertemukan. Mereka sudah saling minta
maaf dan berpelukan," akunya.
Kendati
demikian, pihak kampus terbuka memberikan pilihan penyelesaian bagi korban dan
pelaku. Secara kekeluargaan atau sesuai hukum yang berlaku.
"Semoga
kejadian ini memberikan pembelajaran bagi semua mahasiswa, agar masalah yang
sama tidak terulang di masa mendatang," pungkasnya. (fir)