Ilustrasi |
bimanews.id, Dompu-Berliyanti, Pekerja Migran
Indonesia (PMI) asal Kabupaten Dompu sebelumnya dilaporkan kerap disiksa oleh
majikannya di Arab Saudi. Selama sebulan
terakhir pihak keluarga tidak lagi mendapat kabar dari gadis 24 tahun tersebut.
Bapak korban
Syamsurizal mengaku, komunikasi terakhir dengan Berliyanti melalui telepon
seluler majikannya sekitar sebulan lalu.
Setelah itu, nomor tersebut tidak bisa lagi dihubungi. Hal itu yang
membuat keluarganya semakin khawatir.
"Saat
komunikasi terakhir itu, Berliyanti masih di rumah majikannya. Sekarang nomor
majikannya sudah gak aktif lagi," keluhnya saat menghubungi sejumlah
wartawan, Rabu (14/9).
Saat
komunikasi terakhir, Berliyanti mengaku tidak diizinkan pulang kembali ke tanah
air sebelum masa kontrak kerja berakhir.
Padahal gaji yang diterima Berliyanti tidak sesuai
dengan yang tertera dalam kontrak. Di
kontrak itu, Berliyanti akan digaji Rp 8 juta per bulan. Nyatanya, hanya dibayar Rp 3 juta per bulan.
"Anak
saya ini korban perdagangan manusia," katanya.
Dugaan
Berliyanti jadi korban perdagangan manusia menguat, ketika pihak keluarga dapat
cerita jika Berliyanti telah dijual oleh oknum calo asal Dompu dengan harga Rp
150 juta.
Pihak
keluarga pun, tidak mendapatkan kabar apapun dari Disnaker Dompu atau pun dari
BP2MI. Ia berharap, ada titik terang keberadaan Berliyanti, dan segera bisa kembali ke tanah air dengan
selamat.
Kepala
Disnakertrans Kabupaten Dompu, Syamsul Ma'arif yang dikonfirmasi mengaku belum
ada perkembangan terbaru tentang Berliyanti. Dia memastikan, kasus PMI
Berliyanti sudah ditangani pihak Kemenlu dan KBRI setempat.
"Kasusnya
sedang ditangani Kemenlu kedutaan setempat. Sudah masuk ranah diplomatik,"
jawab Ma'rif singkat saat dikonfirmasi via ponsel, Rabu (14/9).
Sebelumnya,
Berliyanti Kasih diduga mendapatkan siksaan dari majikannya.
Ini
diketahui, setelah Berliyanti video call secara sembunyi-sembunyi dengan keluarga, menunjukkan luka di sekujur
tubuhnya akibat disiksa majikan.
Tidak hanya
di pukul, Berliyanti juga mengaku disiram dengan air panas, disetrika, hingga
tak diberikan makan oleh majikan. (fir)