Ilustrasi |
Padahal dalam
rancangan alokasi anggaran diketahui, setiap warga penerima manfaat mendapat
bantuan Rp 200 ribu per bulan. Namun, tidak dalam bentuk uang tunai, melainkan barang
senilai Rp 200 ribu. Berupa buah, beras dan telur.
Untuk buah, seharusnya
setiap bulan penerima manfaat mendapat 1 Kilogram (Kg), beras 10 Kg dan telur
1,5 krat atau (45 biji).
Tidak demikian
yang diterima warga di Desa Timu, Kecamatan Bolo. Jatah bulan Juni dan Juli,
mereka hanya menerima beras 20 Kg, telur 1 krat 10 biji dan buah apel, itupun banyak
yang busuk.
Hal itu
dikeluhkan warga setempat Mukminah bersama sejumlah penerima manfaat lain, Sri
Astuti maupun Asiah. ‘’Buah apel yang diberikan E-Warung di Desa Timu banyak kita
buang, karena busuk,’’ keluh Mukminah kepada media ini, Senin (15/8)
Bantuan BPNT kali
ini kata dia, tidak sama dengan yang mereka terima bulan sebelumnya. "Harusnya
telur kita terima dua krat untuk jatah dua bulan. Bukan satu krat 10 biji,’’
bandingnya.
Pendamping Sosial
Kecamatan Bolo, Drs. Abubakar dihubungi, tidak membenarkan dan tidak pula menyangkal.
"Kalau buah
apel yang busuk itu belum bisa dijelaskan," ujarnya dihubungi via WhatsApp,
Senin (15/8).
Kaitan jumlah
beras yang diterim, setiap penerima manfaat mendapat 10 Kg."Untuk hari ini,
setiap penerima manfaat mendapat 20 Kg untuk jatah dua bulan," sebutnya.
Soal telur jumlahnya
tidak sesuai dengan usulan dalam rancangan anggaran. Kata dia, jumlah telur
yang diberikan pada penerima manfaat sesuai harga pasar saat ini. (fir)