Ilustrasi |
bimanews.id, Bima-Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) meledak di Kabupaten Bima. Hingga pertengahan Agustus ini tercatat sebanyak 479 ekor sapi positif.
Kepastian
munculnya kasus PMK ini berdasarkan hasil uji sampel yang diterbitkan Balai
Besar Veteriner (BBV) Denpasar pada Jumat (5/8).
"Kita
mengkonfirmasi temuan pertama ini berdasar hasil uji sampel dari BBV
Denpasar," kata Kepala Bidang
Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Kabupaten
Bima, Abdul Manan dikonfirmasi, Kamis (11/8).
Jumlah 479
ekor sapi sebutnya, tersebar pada Kecamatan Bolo dan Madapangga. ‘’Pada dua
kecamatan ini, kami lakukan pembatasan," terangnya.
Temuan awal kasus
PMK sebutnya di Desa Dena, Kecamatan Madapangga pada pekan lalu. Saat itu seorang peternak baru
kembali dari Jakarta menjual ternak sapi qurban. "Dia (peternak, Red)
terkejut menemukan sapinya mengeluarkan air liur yang terus menetes," bebernya.
Terhadap
temuan itu, UPT Peternakan Madapangga melaporkan pada tim Dinas Peternakan Kabupaten
Bima. Mereka kemudian turun ke lokasi untuk pengecekan.
"Tim
kemudian mengambil sampel untuk uji di laboratorium," jelasnya.
Dari 4 ekor
sapi yang bergejala PMK, hanya 2 ekor yang diambil sampel untuk dikirim ke BBV Denpasar pada Rabu (3/8).
"Dua
hari kemudian hasilnya keluar, dinyatakan positif terjangkit PMK,"
tuturnya.
Dengan dasar
itu, pihaknya melakukan pelacakan di lapangan. Ternyata virus PMK sudah
menyebar ke ternak lain yang dilepas warga di gunung.
Hingga 10
Agustus 2022, total populasi ternak sapi yang positif tercatat sebanyak 479 ekor. Jumlah itu
tersebar di Desa Dena sebanyak 297 ekor, Desa Rade 148 ekor, Desa Bolo 23 ekor
dan Desa Tambe 11 ekor.
"Kita
melarang ternak keluar dari dua kecamatan tersebut. Untuk wilayah lain belum
ditemukan, kita antisipasi dengan penyemprotan disinfektan," ujarnya.
Sejauh ini
katanya, belum ada temuan kasus kematian terhadap sapi yang terjangkit PMK. Ternak
terpapar mengalami gejala air liur keluar berlebihan dan melepuh pada bagian
mulut.
Saat ini
petugas masih terus melacak dan mengobati ternak-ternak yang ditemukan terjangkit
PMK di Kabupaten Bima.
"Sekarang
sedang kita lakukan pengobatan di daerah temuan kasus dan vaksinasi untuk
daerah yang belum ada kasus," jelasnya. (fir)