Ilustrasi |
BimaNews.id, Bima- TKI asal Desa Parangina, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima meninggal di Malaysia. Jenazah pria bernama Furkan ini ditemukan pada posisi tergantung di perumahan yang ditempati bersama ibunya Siti Sarah di Ladang Kenyalang Laut, Serawak pada Sabtu (25/6).
Kabag
Prokopim Setda Kabupaten Bima, Suryadin membenarkan, ada TKI asal Bima yang
meninggal dunia di Malaysia. Ditemukan dengan posisi tergantung.
Atas kejadian
itu, orang tua dan keluarga korban melaporkan ke pihak kepolisian setempat.
Namun, mereka menolak untuk autopsi untuk mengetahui penyebab kematian korban.
‘’Pihak
keluarga hanya menginginkan jenazah almarhum dipulangkan kembali ke kampung
halamannya di Desa Parangina, Kecamatan Sape. Permintaan itu dikabulkan,
setelah koordinasi dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kuching,
Malaysia,’’ sebut pria yang akrab disapa Yan ini.
Jenazah
almarhum diberangkatkan dari Malaysia tanggal 30 Juni melalui jalur darat. dari Betong ke perbatasan Tebedu-Entikong.
Jumat (1/7)
perjalanan dilanjutkan dari Entikong ke Pontianak dengan mobil ambulans. Hari ini (Sabtu) berangkat dari Pontianak ke Surabaya dengan pesawat Lion
Airlines JT837 sekitar pukul 07.40 Wita.
Kemudian diterbangkan
dari Surabaya-Lombok dengan pesawat Lion Airlines JT642. Jasad almarhum diperkirakan
tiba di Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid (Bizam) Lombok pada pukul
15.00 Wita.
Sekdes
Parangina, H. Arsyad dikonfirmasi, membenarkan warganya bernama Furkan ditemukan
meninggal dengan posisi tergantung di
Malaysia. Saat ini jenazahnya dalam
perjalanan untuk dimakamkan di kampung.
"Informasi
saya terima jenazah korban tiba di Desa Parangina sekitar pagi besok," katanya
saat dihubungi, Sabtu (2/7).
Kuburan
almarhum katanya, telah dipersiapkan keluarga dan warga sejak dua hari lalu. Begitu jenzahnya tiba di kampung akan langsung
dikuburkan Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat.
Disebutkan Furkan
sekitar dua tahun menyusul ibunya di Malaysia, bekerja sebagai buruh di kebun Kelapa Sawit.
Karena setelah cerai dengan suaminya, Siti Sarah berangkat ke Malaysia. Untuk
membiayai kebutuhan Furkan dan adiknya. (red)