Oknum tukang menyegel SMAN 3 Wera, Kabupaten Bima dengan menumpuk batu dan kayu depan pintu masuk sekolah, lantaran gaji tidak dilunasi kontraktor |
BimaNews.id, Bima-Seorang tukang di Kecamatan Wera menyegel kompleks SMAN 3 Wera Kabupaten Bima. Penyegelan itu telah berlangsung sejak Januari 2022. Alasannya karena sisa gaji tidak dilunasi kontraktor.
Penyegelan sekolah itu memicu reaksi
dari ratusan siswa setempat. Sekitar pukul 09.00 Wita, Kamis (21/7) siswa
tersebut menutup jalan depan sekolah mereka.
Informasi yang dihimpun di lapangan
menyebutkan, sejumlah siswa SMAN 3 Wera itu datang ke sekolah secara berkelompok.
Setelah semua siswa berkumpul, mereka menutup jalan dengan kayu bekas, kemudian
membakarnya.
Aksi para pelajar itu merespon
penyegelan sekolah yang sudah berlangsung sejak Januari lalu. Apalagi alasan
penyegelan dilakukan Efrin, tukang tersebut karena persoalan gaji yang tidak
dilunasi kontraktor.
Untuk diketahui, tahun anggaran 2021
lalu SMAN 3 Wera mendapat kucuran Dana Alokasi Khusu (DAK) fisik senilai Rp2,2
miliar lebih untuk pembangunan 4 lokal ruang kelas.
Proyek itu dikerjakan CV Berkah selama
150 hari kalender. Salah seorang tukang yang dipekerjakan adalah Efrin, warga
sekitar.
Proyek telah selesai dikerjakan akhir
tahun lalu. Namun Efrin mengklaim masih ada sisa gaji Rp 100 juta lebih yang
belum diselesaikan kontraktor.
Buntut tunggakkan pembayaran sisa
gaji, Efrin kemudian mengambil langkah pintas, menyegel sekolah.
Pelaksana harian Kepala UPT Dinas
Dikbud Provinsi NTB Bima dan Kota Bima, Salahuddin membenarkan adanya
penyegelan sekolah SMAN 3 Wera itu.
"Benar sekolah disegel oleh
seorang tukang sejak bulan Januari lalu," akunya dikonfirmasi via seluler,
Kamis.
Penyegelan SMAN 3 Wera telah
berlangsung dua kali. Pertama pada Januari lalu. "Saat itu kita turun
melakukan mediasi. Tercapai kesepakatan, sisa gaji akan diselesaikan kontraktor,"
tuturnya.
Setelah ada kata sepakat yang
dituangkan dalam surat pernyataan, lanjut Salahuddin, sekolah dibuka kembali
dan aktivitas kegiatan belajar mengajar normal.
"Sekolah kembali disegel pada
April lalu sampai saat ini. Mungkin tuntutan Efrin belum dipenuhi oleh kontraktor,"
duganya.
Parahnya, selain sekolah disegel.
Oknum anak tukang tersebut kerap datang ke sekolah dengan membawa parang. Untuk menghindari terjadi keributan, aktivitas
KBM di SMAN 3 dialihkan ke sekolah tetangga," ungkapnya.
Hari Kamis (22/7), puluhan siswa
melakukan blokade jalan di sekitar sekolah menggunakan tumpukan kayu, pagar dan
membakar ban bekas.
Reaksi siswa dengan memblokade jalan
diakui, tidak berlangsung lama. Setelah siswa bubar, jalan kembali di buka.
Menyikapi persoalan itu, akan hadir
langsung rombongan dari Provinsi NTB. "Pekan depan Kepala Dinas Dikbud
Provinsi NTB akan berkunjung ke SMAN 3 Wera untuk mencari solusi,"
terangnya. (fir)