Suasana Pilkades di Desa Pandai, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima, pendukung salah satu calon protes 8 pemilih tambahan tidak diberikan waktu untuk mencoblos oleh panitia, Rabu (6/7) |
BimaNews.id,
Bima-Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak di Desa Pandai, Kecamatan Woha, Kabupaten
Bima sempat kisruh, Rabu 06/07). Sejumlah pendukung calon melarang panitia
memulai penghitungan suara karena masih ada pemilih tambahan yang tidak disuruh
mencoblos.
Informasi dihimpun
di lokasi, masih ada 8 orang pemilih tambahan yang tidak memiliki surat suara,
tetapi memiliki KTP, KK maupun ijazah. Tapi tidak diizinkan mencoblos oleh
panitia dengan alasan waktu coblos telah selesai.
Spontan saja
keputusan panitia itu menuai reaksi dari saksi pendukung calon. Mereka menghentikan
proses perhitungan suara sebelum pemilih tambahan itu diberikan waktu untuk
mencoblos.
Namun,
panitia bersikukuh tidak memberikan waktu kepada pemilih tambahan itu untuk
mencoblos. Selain persoalan waktu, legalitasi pemilih tambahan itu diragukan
panitia Pilkades.
Camat Woha,
Irfan H.M. Nur, S. Sos yang dihubungi via telepon, mengatakan proses
penghitungan suara pada Pilkades Pandai ditunda hingga ada kesepahaman.
"Kita
lagi diskusi dengan calon dan panitia untuk mencarikan solusi. Proses
penghitungan surat suara kita ditunda sementara," ungkapnya dihubungi tadi.
Dia
menceritakan, kronologis awal mula persoalan Pilkades di Desa Pandai itu, ada 8
orang pemilih yang memiliki KTP tetapi tidak disuruh oleh panitia untuk mencoblos.
Dari penjelasan
panitia sambung dia, delapan orang pemilih itu tidak terdaftar dalam Daftar
Pemilih Sementara (DPS) maupun dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT).
Dalam tata
tertib pemilihan jelasnya, membolehkan mencoblos bagi pemilih yang tidak
memiliki surat suara. Tetapi mengantongi
KTP, minimal 6 bulan sebelum DPS ditetapkan.
"Sementara
KTP 8 orang pemilih itu terbit setelah DPS ditetapkan oleh panitia,"
urainya.
Atas
persoalan itu, akan diselesaikan ditingkat Kabupaten Bima. "Masalah ini
kita bawa ke BPMDes Kabupaten Bima untuk dicarikan solusi," tandasnya.
(fir)