ilustrasi |
BimaNews.id, Bima-Penyebab kematian Muardin, 51 tahun, warga Desa Rite, Kecamatan Ambalawi, Kabupaten Bima saat Pilkades serentak hingga kini masih simpang siur. Keluarga akhirnya meminta pihak kepolisian membongkar kuburan almarhum untuk diautopsi.
Ekshumasi
(penggalian ulang kuburan) korban dilakukan pihak kepolisian, Kamis (28/7)
sekitar pukul 13.00 Wita, di TPU Desa Rite.
"Iya
benar, sudah digali ulang hari Kamis siang," aku Nanang Suhendra, anak
Muardin dihubungi via WhatsApp, Jumat (29/7) malam.
Pengalian kuburan
ayahnya itu dilakukan atas permintaan keluarga, agar jenazahnya diautopsi. "Kami
ingin penyebab luka dialami almarhum bapak ada kejelasan dan kepastian,"
tuturnya.
Usai diautopsi,
jenazah almarhum dikuburkan kembali pada hari itu juga sekitar pukul 16.00 Wita.
Munculnya
keinginan keluarga untuk autopsi, karena belum ada kejelasan penyebab luka di
kepala almarhum. Karena pasca kejadian itu, korban koma hingga meninggal dunia
di RSUD Bima.
"Kalau
dilihat dari ciri luka di kepala almarhum bapak, bukan disebabkan oleh batu. Kita harap dari autopsi
ini akan diketahui," harapnya.
Korban
Muardin mengalami luka robek di kepala bagian belakang. Luka itu lebih
disebabkan oleh benda lain. "Ada bundaran pada bagian luka, seperti
dijatuhi benda bundar, tapi bukan batu. Kita baru lihat lukanya saat jenazah
dimandikan," terangnya.
Dia
menceritakan, pada saat kejadian itu sudah tidak ada kerumunan warga yang
semula melakukan pelemparan. Warga lari berhamburan setelah gas air mata
dilepas dan suara tembakan meletus.
"Yang
ada hanya suara tembakan saja dan bapak saya terjatuh di tanah. Luka yang
dialami bapak berbentuk bundar yang dicurigai bukan disebabkan batu," duganya.
Dia berharap
penyebab luka bisa diketahui sehingga ada kepastian. "Saya tidak ingin
menuduh siapa siapa. Ingin tahu luka kepala bapak saya disebabkan oleh
apa," tandasnya.
Kasi Humas
Polres Bima Kota Iptu Jufrin melalui bawahan Nasrun dihubungi via pesan
WhatsApp sejak Kamis hingga Sabtu (30/7) belum diperoleh jawaban. (fir)