Ilustrasi |
BimaNews.id, Bima-Kendati musim kemarau namun suhu wilayah Bima dan Dompu belakangan ini terasa dingin pada malam hingga subuh. Pada siang hari, angin terkadang kencang.
Rupanya hal
itu disebabkan pengaruh aktifnya angin Monsoon dari Australia.
"Cuaca
di wilayah Bima dan Dompu saat ini terasa dingin pada malam hari, walau musin
kemarau," aku Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bima,
Topan Primadi, Jum’at (24/6).
Kondisi ini
berbeda dengan paradigma yang melekat di masyarakat. Musim kemarau identik
dengan suhu panas.
Perubahan
cuaca ini jelasnya, karena dua faktor. Cuaca
di wilayah Bima dan Dompu sangat dipengaruhi oleh angin monsoon yang sedang
aktif.
"Pada
musim kemarau monsoon yang sedang aktif adalah monsoon Australia atau angin
yang berasal dari Australia," jelasnya.
Angin
Monsoon terjadi, akibat gerak semu matahari. Bulan Juni, matahari berada di
Belahan Bumi Utara (BBU).
"Sehingga
aliran massa udara , bergerak dari Belahan Bumi Selatan (BBS) atau Australia ke
BBU," bebernya.
Ciri massa
udara yang berasal dari BBS adalah bersifat kering dan dingin. Apalagi pada
bulan Juli dan Agustus, Australia sedang musim dingin.
Faktor
kedua, adanya kondisi awan pada musim kemarau. Awan dikenal juga sebagai
selimut atmosfer. Keberadaannya dapat mempengaruhi kondisi suhu suatu wilayah.
"Jika
terdapat banyak awan, maka kondisi suhu suatu wilayah akan lebih hangat, begitu
sebaliknya," urainya.
Keberadaan
awan dapat menghalangi pancaran gelombang panjang dari permukaan Bumi.
"Pada
musim kemarau awan sangatlah sedikit. Sehingga pancaran gelombang panjang,
tidak ada yang menghalangi. Sehingga kondisi suhu udara terasa lebih dingin,
utamanya pada malam dan dini hari," ungkapnya.
Memasuki
periode puncak musim kemarau di Bima dan Dompu, masih terdapat potensi terjadi
hujan pada bulan Juni dan Agustus 2022.
Prakiraan
curah hujan bulan Juni 2022 untuk wilayah Bima dan Dompu, berada pada kategori
rendah yakni 0-100 milimeter per bulan.
Kemudian
berangsur turun, memasuki bulan Agustus 2022 berada pada kategori rendah 0-50
milimeter per bulan.
"Adanya
potensi hujan pada periode musim kemarau ini, masyarakat tetap mewaspadai
adanya potensi cuaca ekstrem. Seperti hujan lebat dan angin kencang,"
pungkas Topan. (fir)