Ahmad, S.Sos |
Meski
terjadi lonjakan warga yang menderita akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti,
namun tidak ada yang meninggal dunia.
Kepala Dinas
Kesehatan (Dikes) Kota Bima, Ahmad S.Sos mengatakan, warga yang terserang Cikungunya
ini tersebar pada 21 dari 41 kelurahan di Kota Bima. Terbanyak di Kelurahan Penaraga,
59 orang. Menyusul Dodu 50 orang, Matakando 45, Lampe 43, Mande 38, Jatibaru 22,
Kelurahan, Kelurahan Dara, 17 Penana'e
15, Melayu 14, Kendo 13 orang, Manggemaci 12 orang.
Kemudian di Raba
Dompu Barat 5 orang, Kelurahan Rabangodu Utara dan Ule masing-masing 4 orang. ‘’Di
Kelurahan Monggonao, Tanjung masing-masing 3 orang, kemudian Sadia, Sambina’e
dan Paruga masing-masing 2 orang,’’ rincinya.
Meningkatnya
jumlah warga yang diserang cikungunya di Kota Bima kata Ahmad, akibat tingginya mobilitas warga,
tidak disertai keadaran menjaga kebersihan lingkungan. Sehingga jentik nyamuk
berkembang biak dengan pesat.
"Penyakit
Cikungunya muncul karena rendahnya kesadaran kita menjaga kebersihan
lingkungan,’’ katanya.
Ahmad
mendorong pemerintah kelurahan menggerakan masyarakat membersihkan lingkungan.
Apalagi akunya, Dikes sudah alokasikan anggaran untuk pencegahan penyakit
tersebut.
Penyakit Cikungunya
diakui, tidak mengakibatkan pasien meninggal dunia. Karena virus akibat gigitan
nyamuk ini menyerang bagian persendian. Dengan gejala, demam, nyeri otot, sakit
kepala dan kelelahan. (red)