Warga di Desa Rada, Kecamatan Bolo ketika menjemur jagung di lapangan bola di desa setempat beberapa waktu lalu |
Pada postingan
akun facebook bernama Aris Beck itu ditulis caption, meminta harga jagung
dinaikan oleh PT SUL.
"Sejarah
baru untuk PT SUL Cabang Madapangga, hari ini kosong mobil muat jagung.
Mudahan-mudahan ini pertanda PT SUL akan menaikkan harga jagung,"
tulisnya.
Humas PT SUL
Cabang Madapangga M. Isnaini yang dikonfirmasi baru mengetahui postingan warga
tersebut. "Tempat antrian truk yang akan bongkar muat jagung di sini
banyak. Ada di luar dan di halaman gudang. Memang warga itu ambil foto di sisi
mana?," tanya dia saat dikonfirmasi via HP, Rabu (11/5).
Padahal kata
Isnaini, aktivitas bongkar muat jagung Selasa kemarin berjalan seperti biasa.
Kendati tidak seramai sebelum lebaran Idul Fitri. Sekitar 100 truk lebih yang
menangantri tiap hari.
"Kalau
belakangan ini memang berkurang. Dalam sehari sekitar 50 hingga 100 truk jagung
yang masuk," akunya.
Kondisi seperti
itu katanya, tidak hanya terjadi di gudang PT SUL tapi juga pada sejumlah
perusahaan lain. Termasuk di Kabupaten
Dompu.
"Bisa
jadi karena harganya turun sehingga petani pilih bertahan. Tidak mau jual jagung
ke supplier," terangnya.
Harga jagung
diakui belakangan ini turun. Saat ini PT
SUL mengambil dari supplier dengan harga
Rp 4.400 per kilogram.
"Sebagai
unit cabang, kami ikut manajemen pusat. Harga beli jagung sesuai instruksi
pusat," terangnya.
Anjloknya harga
jagung saat ini karena di sejumlah daerah juga sedang panen. Seperti di Jawa
Tengah, Lampung, Sumatera dan sejumlah daerah di wilayah timur.
"Harga
jagung itu tergantung kebutuhan pasar. Sehingga harga kadang naik dan kadang
turun," tandasnya. (jul)