Kapal pengangkut ternak saat bersandar di Pelabuhan Bima beberapa waktu lalu. |
Bagaimana
dengan di Bima? Kepala Dinas Peternakan
dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Kabupaten Bima Ir Syaifuddin mengaku, belum
ada ternak di Bima yang terjangkit PMK.
"Alhamdulillah,
sejauh ini belum ditemukan ternak yang
terpapar PMK. Itu berdasarkan hasil pemeriksaan sampel darah ternak,"
jelasnya, Jum'at (13/5).
Kendati belum ada temuan, upaya pencegahan kata Syaifuddin tetap dilakukan. Dengan menutup pintu masuk ternak dari daerah terpapar.
"Penutupan
akses masuk ternak dari daerah terpapar sudah kita lakukan, kendati aturan
tertulis sedang buat," akunya.
Petugas
laboratorium Disnakeswan setempat Ananul Aisyah mengaku, setiap hari pihaknya
periksa sampel darah ternak yang akan dikirim keluar.
Dari 10.000
ribu ternak yang akan dikirim tersebut, sudah 500 lebih sampel telah diperiksa.
Hasilnya negatif PMK.
"Termasuk
antraks dan penyakit lain," tandasnya.
Untuk
diketahui PMK atau dikenal juga sebagai Foot and Mouth Disease (FMD) dan
Apthtae Epizooticae, merupakan penyakit hewan menular bersifat akut yang
disebabkan virus.
Masa
inkubasi virus ini 2 hingga 14 hari (masa sejak hewan tertular penyakit sampai
timbul gejala penyakit).
Hewan yang
rentan tertular PMK seperti sapi, kerbau, unta, gajah, rusa, kambing dan domba.
Dengan gejala, keluar lender pada mulut dan hidung, loyo, luka diantara dua
kuku, tidak ada nafsu makan.
PMK memiliki
resiko kematian sekitar 3 persen. Tidak menular pada manusia. (jul)