Massa mahasiswa berusaha menerobos barisan polisi saat unjuk rasa di Kantor DPRD Kabupaten Bima, Senin (11/4). |
BimaNews.id, KOTA BIMA- Ribuan mahasiswa dari sejumlah organisasi turun ke jalan, Senin (11/4). Mereka mendatangi Kantor DPRD Kabupaten Bima, menolak wacana penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan jabatan presiden.
Aksi mahasiswa dari HMI, PMII, KAMMI dan GMNI Bima sempat ricuh, ketika mereka mencoba menerobos barisan polisi yang menjaga Kantor DPRD Kabupaten Bima.
Pantauan
media ini, mereka secara bergantian
menyampaikan orasi sembari membakar ban bekas dan spanduk di depan kantor wakil
rakyat. Aparat berusaha memadamkan api tersebut, namun dihalangi mahasiswa.
Aksi saling
dorongpun terjadi bahkan sampai terlibat adu mulut dengan pihak kepolisian.
Beberapa
mahasiswa terlihat melempar gelas air mineral dan batu ke arah polisi untuk
memprovoksi suasana. Sehingga kericuhan sempat terjadi, namun dapat
dikendalikan.
Dalam orasinya, masa aksi dengan tegas menolak wacana penundaan Pemilu dan perpanjangan jabatan presiden.
"Karena
kebijakan itu melanggar konstitusi negara dan UUD," teriak Ketua Umum HMI
Cabang Bima Muaidin di atas mobil komando, Senin (11/4).
Pada aksi
tersebut, mahasiswa juga menyorot kebijakan Presiden yang tidak pro terhadap
rakyat kecil. Terbukti dari melonjaknya harga minyak goreng, hingga kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Muaidin
berharap, sejumlah aspirasi yang disampaikan tersebut dapat diteruskan DPRD
Kabupaten Bima ke pemerintah pusat. Jika tidak, ia mengancam aksi serupa akan
dilakukan berjilid-jilid.
Setelah beberapa
jam massa aksi orasi depan kantor dewan, baru ditanggapi Ketua DPRD Kabupaten
Bima Muhammad Putera Ferryandi.
Putra almarhum Ferry Zulkarnain ini berjanji akan menyampaikan aspirasi mahasiswa Bima ke pemerintah pusat dan DPR RI.
"Soal wacaba
penudaan Pemilu sudah disampaikan langsung Presiden Joko Widodo. Pemilu tetap
berlangsung pada 14 Ferbuari 2024 mendatang," jelasnya.
Artinya
wacana perpanjangan jabatan presiden 3 periode tersebut dibatalkan. Pembatalan
itu diakui berkat perjuangan mahasiswa.
"Sementara
tuntutan stabilitas harga, kami juga mendukung aspirasi mahasiswa. Itu
memberatkan rakyat kecil," akunya.
Selain masa
aksi gabungan Cipayung, aksi serupa dilakukan mahasiswa STIH Bima. Tuntutan
mereka sama, menolak penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan jabatan presiden.
Sebelum menyampaikan aspirasinya di DPRD Kota Bima, mereka sempat menutup jalan tepat di lampu merah Cabang Santi.
Akibatnya,
kendaraan yang dari arah jalan Soekarno Hatta lumpuh total. Terjadi kemacetan
kendaraan hingga sekitar dua kilometer.
(jul)