Puluhan anak-anak sedang berkumpul meledakan petasan di ruas jalan belakang Kantor Wali Kota Bima, Jum'at pagi (8/4). |
BimaNews.id, KOTA BIMA-Wali
Kota Bima telah keluarkan surat edaran (SE) larangan meledakan petasan di bulan Ramadan.
Bahkan telah menurunkan Sat Pol PP untuk razia petasan, untuk memberi ketenangan
bagi warga menjalankan ibadah puasa.
Kenyataannya, jual beli petasan masih saja terjadi. Itu terlihat pada Jumat (8/4) dinihari usai salat subuh, puluhan anak-anak berkumpul di jalan, belakang Kantor Wali Kota Bima untuk main petasan.
Mereka
secara bergantian maupun bersamaan meledakan petasan. Suaranya menggema,
memekakan telinga.
Pantauan media
ini, setelah petasan habis diledakan, sekitar pukul 06.20 Wita merekapun bubar.
Sebagian mengarah ke Kelurahan Lewirato dan sebagian besar ke Kelurahan Penato'i,
Kecamatan Mpunda.
Fawwaz warga
Penato’i yang ditemui di lokasi mengaku, bersama dua orang temannya hanya datang untuk
menonton. Tidak memiliki uang untuk membeli petasan.
"Tidak ada
untungnya juga beli petasan. Mending beli yang bisa dimakan, bikin
kenyang," katanya sebelum berlalu dari lokasi tersebut, Jum'at pagi (8/4).
Sementara
Lurah Penato'i Kaimudin SPd dikonfirmasi, tidak menampik aktivitas anak-anak yang
meledakan petasan di belakang kantor Wali Kota Bima.
Anak-anak tersebut kata dia, bukan hanya dari Penato'i, tapi juga dari sejumlah kelurahan lain.
Seperti dari Lewirato, Santi dan Sadia.
"Mereka berkumpul di belakang Kantor Wali Kota, bersama-sama main petasan," jelasnya
Pemerintah
kelurahan bersama Babinsa dan Babinkantibmas kata dia, telah mengimbau anak-anak
dari Kelurahan Penato’i untuk tidak main
petasan di bulan ramadan. Terutama di wilayah pemukiman, agar tidak mengganggu
warga yang salat taraweh atau ibadah lain.
Karena
dilarang, sehingga mereka pindah ke samping Kantor Wali Kota, karena dianggap
jauh dari pemukiman. Padahal suara ledakan petasan tetap mengganggu.
"Namanya
anak-anak, susah untuk diatur. Contohnya ini, sudah dilarang, tapi masih
saja," sesalnya.
Kaimudin mengaku,
akan tetap berusaha mengingatkan anak-anak untuk tidak main petasan. Dengan
menemui orang tua, meminta agar menjaga dan mengawasi anak-anak mereka untuk
tidak main petasan.
"Karena
suara petasan mengganggu warga sekitar yang ingin istrahat usai salat
subuh," bebernya.
Sementara Kepala Dinas Pol PP Kota Bima, M Nur dikonfirmasi mengatakan, baru mendapat laporan ada warga meledakan petasan di lokasi tersebut.
Padahal kata
dia, di bulan Ramadan mereka sudah razia pedagang yang jual petasan. Banyak
pula yang disita Selama satu pekan
terkahir.
"Yang
mereka ledakan itu mungkin sisa petasan yang tidak digunakan 2021 lalu. Karena
petasan yang dijual pedagang saat ini sudah kami sita semua," tegasnya.
Meski
demikian, pihaknya akan tetap menindaklanjuti laporan tersebut. Termasuk
meningkatkan razia, patroli malam dan patroli usai salat subuh.
"Sudah
banyak petasan yang kami sita selama ramadan. Kami tidak main-main memberantas
barang ini," tegas M Nur sembari menunjukan sejumlah petasan hasil razia.
(jul)