Dosen Pengampu : Shanti Wardaningsih S.Kep, Ns.,M.Kep.,Sp.Jiwa.,Ph. D
Fitrah Manusia sebagai makhluk sosial
yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalu berinteraksi dengan
sesama serta dengan lingkungan. Manusia diciptakan oleh Allah SWT kemuka bumi
ini sebagai khalifah (pemimpin), oleh
sebab itu maka manusia tidak terlepas dari perannya sebagai seorang pemimpin,
dimensi kepemimpinan merupakan suatu peran sentral dalam setiap upaya
pembinaan. Hal ini telah banyak dibuktikan dan dapat dilihat dalam gerak
langkah setiap organisasi. Peran kepemimpinan begitu menentukan bahkan
seringkali menjadi ukuran dalam mencari sebab-sebab jatuh bangunnya suatu
organisasi. Dalam menyoroti pengertian dan hakikat kepemimpinan, sebenarnya
dimensi kepemimpinan memiliki aspek-aspek yang sangat luas serta merupakan
proses yang melibatkan berbagai komponen yang didalamnya saling mempengaruhi.
Kepemimpinan berasal dari kata
pemimpin yang secara bahasa berarti seseorang yang bisa dan mampu menjadi
panutan yang akan diikuti segala perintah dan perbuatannya oleh suatu kelompok
atau golongan tertentu untuk menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak,
mengarahkan, menasehati, melarang dan membimbing orang lain untuk mencapai
tujuan tertentu. Kepemimpinan disini bukanlah jabatan atau gelar, melainkan
sesuatu yang muncul dari proses panjang perubahan dalam diri, ketika seseorang
menemukan visi dan misi dalam hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri
(inner peace) dan membentuk suatu karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan
tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya dan ketika
keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah
seseorang lahir menjadi pemimpin sejati.
Manusia sebagai makhluk Tuhan yang
paling sempurna untuk menjadi pemimpin dunia yang diciptakan dengan akalnya
sebagai alat berpikir tentulah yang paling layak untuk memimpin dunia agar
terciptanya sebuah kemaslahatan satu sama lain baik itu sesama manusia maupun
manusia dengan alam serta makhluk hidup lainnya. Hal ini telah ditegaskan Allah
SWT dalam firmannya yang berbunyi :
Artinya : "Ingatlah ketika
tuhanmu kepada para malaikat “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka
berkata : "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya
dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau
dan mensucikan Engkau?" Allah swt berfirman: "Sesungguhnya Aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.
Kepemimpinan lahir dari proses
internal dalam diri seseorang. Dimana proses itu berlangsung melalui konsep
kepemimpinan yang dimilikinya. Konsep kepemimpinan adalah peran dan aktivitas
seseorang yang berhubungan dengan keterampilan dalam mempengaruhi seseorang.
Artinya peran seseorang dalam mempengaruhi orang lain berdasarkan kemampuan
yang ada dalam dirinya. Untuk menjadi pemimpin yang efektif, maka harus
memiliki sifat-sifat yang baik. Mengenai sifat-sifat kepemimpinan pada umumnya
memerlukan sifat-sifat kelebihan dari si pemimpin terhadap yang dipimpin.
Kelebihan-kelebihan itu meliputi tiga hal, yakni :
1. Kelebihan dalam penggunaan ratio
(pikiran) yaitu memiliki pengetahuan tentang hakikat tujuan dari pada
organisasi yang dipimpinnya
2. Kelebihan dalam rohaniah yaitu
kelebihan dalam memiliki sifat-sifat yang memancarkan keluhuran budi,
ketinggian moral dan kesederhanaan watak.
3. Kelebihan dalam badaniah yaitu
memiliki kesehatan badan yang memungkinkan pemberian contoh serta prestasi
kerja sehari-hari.
Dalam pandangan islam konsep kepemimpinan
ini berdasarkan aturan islam yaitu Al-quran
dan Hadist. Konsep kepemimpinan dalam
Islam sendiri, sebenarnya memiliki kriteria dasar yang sangat kuat dan kokoh.
Kepemimpinan dibangun tidak saja oleh nilai-nilai transendental, namun telah
dicontohkan dan dipraktekkan sejak berabad-abad yang lalu oleh Nabi Muhammad S.A.W,
para Sahabat dan AlKhulafa' Al-Rasyidin.
Pijakan kuat yang bersumber dari Al-quran
dan Assunnah serta dengan bukti
empiriknya telah menempatkan kriteria kepemimpinan Islam sebagai salah satu
contoh kepemimpinan yang diakui dan dikagumi oleh dunia internasional.
Imam al-Auza’iy pernah berkata kepada Khalifah
Abu Ja’far al-Manshur “Sesungguhnya, Umar bin Khaththab ra pernah berkata, “Pemimpin
itu ada empat macam :
Pemimpin yang dirinya dan pengikutnya
memiliki jiwa yang kuat seperti halnya para mujahid yang berjuang dijalan Allah
s.w.t, sehingga tangan Allah s.w.t terbentang untuk memberikan rahmat
kepadanya.
Pemimpin yang lemah jiwanya, sehingga
dikendalikan oleh pengikutnya. Sesungguhnya, pemimpin seperti ini sangat dekat
dengan kehancuran, kecuali Allah swt memberinya rahmat.
Pemimpin yang pengikutnya lemah, sehingga
dia mengendalikan mereka, maka pemimpin seperti ini akan dimasukkan ke dalam
neraka Huthamah, sebagaimana yang disabdakan Rasulullah s.a.w, “Berilah khabar
gembira kepada pemimpin Huthamah, karena dia sendirilah yang akan binasa”.
Pemimpin yang dirinya dan pengikutnya
saling berebut pengaruh dan kekuasaan, sehingga mereka semua terjatuh dalam
kebinasaan”.
Sedangkan dalam Islam seorang pemimpin
yang baik adalah pemimpin yang memiliki sekurang-kurangnya 4 (empat) sifat
dalam menjalankan kepemimpinannya, yakni: Siddiq, Tabligh, Amanah dan Fathanah
:
1. Siddiq (jujur) sehingga ia dapat dipercaya,
2. Tabligh (penyampai) atau kemampuan berkomunikasi dan bernegosiasi,
3. Amanah (bertanggung jawab) dalam menjalankan tugasnya,
4. Fathanah (cerdas) dalam membuat perencanaan, visi, misi, strategi dan
mengimplementasikannya.
Pentingnya kepemimpinan dalam islam banyak
sekali hadits Nabi yang menyebutkan keutamaan bagi seorang pemimpin yang adil
dan amanah terhadap rakyatnya. Bahkan sebagian ulama mengatakan sebuah Negara
yang memiliki seorang pemimpin bodoh sekalipun lebih baik dari pada tidak memiliki
seorang pemimpin di negara tersebut. Karena saking pentingnya keberadaan
pemimpin ditengah kehidupan manusia, Islam sangat mengatur hal-hal yang
berkaitan dengan sifat-sifat yang baik bagi seorang calon pemimpin dan
bagaimana karakter pemimpin menurut islam yang ideal.(*)