BimaNews.id, KOTA BIMA-Direktur RSUD Kota Bima dr Faturrahman menggelar konferensi pers, memberikan penjelasan tentang kematian Balita, 3 tahun di rumah sakit setempat, Rabu (2/3) lalu. Didampingi dr Hidayat mereka mengaku, penanganan terhadap Balita asal Kelurahan Jatibaru, Kecamatan Asakota sudah sesuai protap.
‘’Kita sudah
memanggil dokter maupun perawat yang menangani Balita tersebut selama di rawat
di RSU Kota Bima untuk klarifikasi,’’ katanya pada sejumlah wartawan, Jumat
(4/3).
Dijelaskan,
Balita tersebut masuk ke RSUD dengan gejala diare dan dehidrasi. Kendati sudah
ditangani, kondisi pasien drop, gula darahnya turun.
Sehingga
katanya, diambil tindakan dengan menyuntikkan glukosa. Tujuannya untuk menaikan
gula darah.
"Namun
upaya itu tidak berhasil, pasien malah tidak tertolong," terangnya.
Kendati
begitu, pihaknya akan mendatangi rumah orang tua korban Jum'at sore ini. Untuk memberikan
penjelasan secara medis tentang penanganan yang telah diberikan, supaya tidak ada
kesalahpahaman dalam menyikapi kasus tersebut.
Hal senada
juga disampaikan dr Hidayat yang menangani Balita tersebut. Kata dia, kondisi Balita ketika dibawa ke
rumah sakit oleh orang tuanya sudah lemas.
Saat diperiksa di UGD, dikeluhkan Balita tersebut mencret lebih dari 10 kali, mengeluarkan lendir berbau busuk. Termasuk mual muntah, tidak mau makan dan minum dan sejumlah keluhan lain.
"Sebelum
dibawa ke RSUD Kota Bima, Balita tersebut sudah tiga hari mencret, mual dan
muntah di rumahnya,’’ terang Hidayat.
Ketika melihat
kondisi pasien tersebut, perawat kemudian menyuntikkan glukosa cair melalui
selang infus. Beberapa saat kemudian, Balita tersebut dinyatakan meninggal
dunia.
Hidayat
memastikan, penanganan yang diberikan
sudah sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP). Semua tindakan yang diberikan juga
atas persetujuan keluarga pasien.
"Tidak
ada tindakan kami yang keluar atau menyalahi SOP," tandasnya.
Sebelumnya,
Bayi dari pasangan Fahrizal dan Ririn asal Kelurahan Jatibaru ini mengehembuskan
nafas terakhir, Rabu malam (2/3) di RSUD setempat sekitar pukul 20.00 Wita.
Korban meninggal setelah sekitar 5 menit diberikan suntikan glukosa melalui selang infus oleh petugas medis setempat. Dengan tujuan menaikan gula darah, mengurangi resiko kematian.
Sayangnya, tindakan tersebut tidak membuahkan hasil. Korban justru meninggal
dunia. (jul)