 |
| Wali Kota Bima bersama Kepala Perpustakaan Nasional usai menandatangani peresmian Perpusda Kota Bima, Selasa (22/3) |
BimaNews.id, KOTA BIMA- Perpustakaan dan Arsip Daerah (Perpusda) Kota Bima diresmikan, Selasa (22/3). Sebelumnya, pembangunan gedung yang menelan anggaran Rp 9,798 miliar ini sempat molor bahkan dua kali diperpanjang.
Peresmian Perpusda ditandai dengan pengguntingan pita oleh Kepala Perpustakaan Nasional dan Wali Kota Bima. Dilanjutkan dengan penandatangan prasasti.
Selain Wali Kota Bima, H Muhammad Lutfi, peresmian Perpusda juga dihadiri Kepala Perpustakaan Nasional, Kepala Perpustakaan Provinsi NTB, Bupati Bima dan Bupati Dompu.
Forkompimda, Ketua DPRD Kota Bima, pejabat lingkup OPD, Dandim Bima, Wakapolres Bima Kota dan sejumlah tamu undangan lain.
Wali Kota Bima H. Muhammad Lutfi mengaku bersyukur dengan diresmikannya Perpusda tersebut. Dia berharap kehadiran gedung Perpusda yang megah ini bisa memacu budaya literasi warga Kota Bima. Sehingga menjadi warga yang cerdas berdaya saing dan religius.
"Kami sampaikan ucapan terimakasih kepada Kepala Perpustakaan Nasional, atas konsep telah menghadirkan Perpusda di Kota Bima," ucapnya, Selasa (22/3).
Untuk pengelolaan Perpusda ke depan kata dia, tidak hanya mengandalkan dari dana pusat. Tapi juga akan dicomot dari dana APBD Kota Bima.
"Agar pengembangannya bisa jadi lebih baik," harapnya.
Untuk mendukung keberadaan Perusda, Pemkot Bima telah melaunching satu unit mobil perpustakaan sebagai penunjang. Sebagai sarana untuk antar jemput warga. Terutama mereka yang menempati wilayah di pinggiran Kota Bima.
"Nanti konsepnya bergilir, misalnya hari ini jadwal anak-anak dari pinggiran kemudian besok untuk menjemput siswa di sekolah," terangnya.
Dengan cara tersebut, Ia optimis dengan sendirinya masyarakat menyadari pentingnya budaya membaca untuk pengembangan kompetensi diri.
Selain mobil perpustakaan, di Perpusda juga akan dilengkapi fasilitas penunjang lain seperti, kafe dan taman baca. Sehingga para pengunjung yang datang merasa nyaman dan berkeinginan untuk datang kembali.
"Jika bosan baca
di ruangan, mereka bisa baca buku di taman atau di cafe. Nanti kami juga akan
tata Tama Riya sebagai taman literasi," akunya. (jul)
