Alamsyah, SKM |
BimaNews.id, BIMA-Sejak Januari 2022, Capaian vaksinasi di Kabupaten Bima digenjot hingga pada angka 80 persen. Praktis tenaga kesehatan (Nakes) harus kerja keras untuk memenuhi target itu. Apalagi capaian 80 persen itu menjadi syarat untuk pelakasanaan MotoGP di Sirkuit Mandalika.
Sayangnya,
kerja keras Nakes hingga menyasar warga
yang ada di gunung-gunung tidak diikuti dengan pembayaran insentif secara rutin.
Padahal Nakes telah bekerja sejak akhir 2021 hingga maret 2022 ini.
‘’Sejak
akhir 2021 hingga Maret ini kita belum mendapat pembayaran insentif Covid-19,’’
aku seorang Nakes, Senin siang (14/3).
Padahal kata
dia, insentif itu sangat dibutuhkan untuk menunjang kegiatan vaksinasi di
lapangan. Termasuk untuk kebutuhan anak dan isteri di rumah.
Sementara
Kabid P2PL Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Bima Alamsyah yang dikonfirmasi,
membenarkan belum ada pembayaran insentif Nakes. Terhitung dari akhir 2021
hingga Maret 2022.
"Total
insentif Nakes yang belum dibayar Rp 2
Miliar," sebutnya, Senin (14/3).
Angka
tersebut berdasarkan jumlah dosis yang habis digunakan Nakes di semua puskesmas
sebanyak 200 ribu. Setiap dosis dihitung Rp 10 ribu.
Lambannya
pencairan anggaran kata dia, karena banyak dokumen yang harus dilengkapi. Saat
ini berkas sebagai syarat pencairan sedang diproses, kemudian diajukan di
BPKAD.
"Prosesnya
sedang berjalan, sembari menunggu SK dari Bupati Bima," beber mantan Kepala
Puskesmas Soromandi ini.
Melihat prosesnya
saat ini, insentif untuk Nakes akan cair
di bulan Maret. "Insentif tetap cair kok. Mohon bersabar,’’ ajaknya.
Ia berharap Nakes
sebagai garda terdepan penanganan Covid-19
tetap maksimal memberikan pelayanan kepada masyarakat. Jangan karena keterlabatan
pencairan insentif, lalu semangat kerja
menurun.
"Ingat
pelayanan kesehatan itu tugas pokok Nakes," tandas Alamsyah. (jul)