Gedung SMP 12 Satap Langgudu, Kabupaten Bima ambruk sejak tahun 2020 lalu. |
Ada tiga
ruangan yang atap gedungnya rusak. Yakni ruang kelas I, kelas II, dan kelas
III. Atapnya ambruk sejak tahun 2020 lalu.
Kondisi atap
ambruk ini membuat siswa tidak nyama mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
Murid takut sewaktu-waktu kerusakan atap bertambah parah dan membahayakan nyawa
mereka.
Kepala Desa
Kalodu Samiun mengatakan, pihak sekolah masih menggunakan gedung tersebut
sebagai tempat pembelajaran meski sudah ambruk. Saat KBM berlangsung, siswa ada
yang duduk menggunakan kursi dan sebagai lain duduk lesehan di lantai. Karena
kursi dan meja juga sudah banyak rusak akibat tertimpa material atap.
"Itu
saat tidak ada hujan. Berbeda misalnya ketika hujan turun, mereka saya lihat
pinjam gedung SD di sebelahnya," jelas Samiun, kemarin.
Akibat
kondisi sekolah tersebut, dua tahun terkahir tidak sedikit siswa yang memilih
pindah di sekolah lain. Ada yang pindah ke MTs, bahkan ke SMP lain di kecamatan
setempat. "Sekarang siswa yang tersisa hanya 36 orang," terangnya.
Samiun tidak
mengetahui banyak apakah pihak sekolah sudah mengadukan ke Dikbudpora. Namun,
beberapa waktu lalu dia pernah dilihat Wakil Bupati Bima Dahlan M Noer datang
ke sekolah tersebut.
"Saat
itu dijanjikan dalam waktu dekat akan diperbaiki. Nah, rencana perbaikannya
kapan?," tanya Samiun.
Sekretaris
Dikbudpora Kabupaten Bima Asraruddin mengatakan, semua persolan sekolah, baik
fasilitas maupun hal lain bisa dikirim melalui Data Pokok Kependidikan
(Dapodik). Di Dapodik sudah terkoneksi dengan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud). Artinya semua tuntutan sekolah di daerah akan
diakomodir. Tergantung tingkat kerusakannya. "Bisa juga mereka tidak input
data kerusakan di Dapodik, makanya tidak dapat bantuan dana dari
Kemendikbud," kata Sekretaris Dikbupora yang akrab disapa David ini.
Kalau
perbaikan mengandalkan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), David
mengaku itu tidak cukup. Karena anggaran dua tahun terakhir sudah direfocusing
untuk penanganan pandemi Covid-19.
"Sebenarnya
tidak hanya SMP 12 Satap Langgudu yang roboh, masih ada 20 sekolah tingkat SD
dan SMP dilaporkan ambruk," terangnya. (red)