Warga membantu mendorong mobil di jalan tanjakan jalan Desa Kalodu, Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima, beberapa waktu lalu. |
BimaNews.id, BIMA-Harapan
masyarakat Desa Kalodu, Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima melihat jalan
diaspal tertunda lagi. Pemkab Bima belum bisa mengalokasi anggaran karena
keuangan daerah sedang tersendat akibat covid-19.
Kabag
Prokopim Setda Kabupaten Bima Suryadin mengaku pemerintah Desa Kalodu tiap
tahun mengusulkan perbaikan jalan tersebut. Hanya saja, aspirasi mereka belum
bisa diakomodir.
Dia berdalih
kondisi keuangan daerah terbatas. Selain itu, jalan Kalodu juga sulit dihotmix.
"Di sana jalannya sangat miring sehingga menyulitkan para pekerja. Dari
dulu kendalanya di situ," kelit dia, kemarin (15/2).
Suryadin
mengungkapkan, alokasi anggaran perbaikan jalan Kalodu belum masuk Dokumen
Pelaksana Anggaran (DPA) tahun 2022. Karena anggaran masih difokuskan untuk
penanganan Covid-19.
Kendati
demikian, perbaikan tetap diupayakan asalkan penyakit covid-19 tidak lagi
mewabah. Sehingga anggaran daerah tidak lagi direfocusing.
Jalan menuju
masjid pertama yang dibangun Kesultanan Bima itu, lanjut dia, ke depan akan
dipasang cor beton. Dengan alokasi anggaran yang dibutuhkan diperkirakan lebih
dari Rp 1 miliar.
"Kalau
anggaran hanya Rp 1 miliar tidak cukup. Baru sesuai kebutuhan, harus lebih dari
angka itu," beber dia.
Sebelumnya,
Kepala Desa Kalodu Samiun mengeluhkan kondisi jalan rusak. pengendara yang ke
Kalodu atau sebaliknya harus ekstra hati-hati. Jalan cukup curam, banyak
kerikil, dan banyak lubang.
’’Kalau dari
Langgudu jalan sepanjang 3,6 meter itu nanjak terus. Sebaliknya dari Kalodu ke
Langgudu jalan cukup curam dengan kemiringan sekitar 45 derajat,’’ jelasnya,
Senin (14/2).
Kondisi
jalan rusak ini sudah pasti sangat menyulitkan bagi warga luar untuk ke Kalodu,
karena kondisi jalan tersebut. Apalagi sekarang sudah banyak lubang.
‘’Musim
hujan kondisinya lebih parah. Selain licin, juga banyak kerikil yang bertebaran
di jalan dibawa air hujan,’’ terangnya.
Karena
kondisi jalan cukup parah, selama musim hujan ini saja sudah lima kali terjadi
kecelakaan. Untungnya tidak ada korban meninggal.
Terhadap
jalan tersebut, Samiun mengaku dari Kades sebelumnya hingga masa
kepemimpinannya kerap diadukan ke pemerintah Kabupaten Bima. Sejauh ini belum
ada respon.
"Pernah
dijanjikan 2020 lalu, tapi sampai sekarang belum teralisasi. Alasan mereka
anggaran masih difokuskan untuk penanganan Covid-19," katanya. (jul)