Tim vaksinator Covid-19 Kecamatan Soromandi saat vaksinasi anak di SDN Bajo, Kecamatan Soromandi beberapa hari lalu. |
BimaNews.id, BIMA-Vaksinasi anak di Kabupaten Bima masih jauh dari target pemerintah pusat. Hingga saat ini baru teralisasi 1.300 dari target 53 ribu sasaran.
Kabid P2PL
Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Bima, Alamsyah mengatakan, dari 1.300 sasaran
itu paling banyak di wilayah dengan populasi penduduk terbanyak. Seperti
Kecamatan Woha, Bolo dan Sape, baru disusul kecamatan lain lain.
Target yang
belum terpenuhi masih 51.700 sasaran, akan dikejar sebelum masuk bulan ramadhan
April mendatang. Untuk menggenjot capaian sasaran, Dikes membentuk regulasi
baru disetiap puskesmas.
Jika saat
vaksinasi masyarakat umum sebelumnya, setiap puskesmas hanya ada satu tim
vaksinator. Kini ditambah menjadi 2 hingga 4 tim.
"Untuk puskesmas
di kecamatan banyak penduduknya dibentuk hingga 4 tim vaksinator. sementara di
wilayah yang penduduknya sedikit hanya 2 tim," jelasnya, Senin (31/1).
Termasuk katanya,
Dikes akan membuka pelayanan baik di RSUD Sondosia maupun di RSUD Bima. Di dua
pusat pelayanan kesehatan itu, masing-masing akan dibentuk empat tim
vaksinator.
Satu tim
yang melayani di rumah sakit. Tiga tim lain akan memberikan pelayanan dengan
menyisir setiap sekolah.
"Untuk
konsepnya, nanti akan kami buat jadwal vaksinasi per wilayah," jelas
mantan Kepala Puskesmas Soromandi ini.
Selain di
sekolah, vaksinasi anak juga akan dilakukan di kantor desa atau posyandu. Menyasar
anak-anak yang putus sekolah.
"Semua
akan kita sisir, tanpa terkecuali. Termasuk masyarakat umum yang belum vaksin,’’
bebernya.
Sementara
Wakil Tim Vaksinator Covid-19 Soromandi Agus Harianto mengatakan, cakupan vaksinasi anak baru menyisir dua
sekolah. Yakni SDN Bajo dan SDN Sarita Desa Punti.
"SDN
Bajo sebanyak 73 orang, sedangkan SDN Sarita 39 siswa," sebutnya, Senin
(31/1).
Sementara
jadwal bagi 20 sekolah lain akan dimulai Rabu (2/2) hingga Rabu (23/2)
mendatang. Sesuai jadwal, mereka akan menyisir satu atau dua sekolah dalam sehari.
"Semoga
vaksinasi anak ke depan tidak ada kendala," harapnya.
Selain itu,
Agus juga membeberkan selama sosialisasi ke setiap sekolah. Masih ada orang tua
wali murid yang tidak mengizinkan anak mereka divaksin.
"Hampir
rata setiap sekolah, tetap ada orang tua siswa tidak berikan persetujuan,"
akunya.
Mereka
beralasan, khawatir terjadi apa-apa terhadap anak.Terprovokasi dengan informasi
hoaks di media sosial. (jul)