Kepala Dinas Sosial Andi Sirajudin dan Kabid Linjamsos Hj Siti Damrah bersama lima ABK yang selamat di kediaman pak Woto di Kabupaten Badung, Bali. |
Lima ABK KM Belvah yang tenggelam di Perairan Sape, selamat setelah menunggangi papan gabus. Kini, lima ABK sudah dievakuasi ke Benoa Bali setelah ditemukan kapal penangkap ikan KM Millenium Jaya 88 di Perairan Sumbawa, Sabtu sore (15/1). Lima warga Desa Bugis, Kecamatan Sape itu akan dipulangkan Pemda Bima pada Kamis (20/1).
------------------------------
Untungnya,
lima ABK itu selamat setelah menunggangi gabus. Perjuangan mereka untuk hidup
tidaklah mudah. Selama dua hari, M Ali Cs harus berjuang di laut lepas dengan
terjangan ombak yang mengganas.
“Alhamdulillah,
kami bersyukur diselamatkan kapal ikan yang melintas di perairan Sumbawa,” aku
M Ali saat dihubungi via HP, Selasa (18/1).
Peristiwa
tenggelam itu kata dia, terjadi secara tiba-tiba sekitar pukul 02.00 Wita. Ia
bahkan tidak menduga kapal yang dikemudikannya itu sampai terbalik dihantam
gelombang tinggi.
Awalnya,
mereka berlayar dari Pelabuhan Syahbandar Sape pada Kamis sekitar pukul 23.00
Wita. Kapal ukuran GT 15 mengangkut 11 ton buah-buahan dan ikan kering.
Awal perjalanan tidak kata dia, aman tidak ada kendala. Bahkan hingga di tengah perjalanan air laut tampak tenang. Tidak ada tanda akan cuaca buruk.
Namun,
sekitar pukul 01.30 wita seketika cuaca berubah. Keadaan semakin mencekam.
Kecepatan kapal mulai diturunkan, mengingat tiupan angin semakin keras dan
gelombang tinggi.
“Kami sempat
ingin putar balik saat itu. Karena khawatir buah-buahan membusuk, terpaksa
terobos,” ucap M Ali.
Tepat pada
pukul 02.00 wita, yang ditakutkan itu akhirnya terjadi. Gelombang setinggi dua
meter membuat kapal mereka terbalik hingga akhirnya karam.
M Ali dkk
berusaha menyelamatkan diri dengan berpegangan pada badan kapal. Sementara
barang seperti HP hingga makanan tidak satupun diselamatkan. Setelah 20 menit
berpegangan, mereka menemukan gabus ukuran 1,2 meter dan dua gabus boks.
Akhirnya,
mereka selamat dengan menaiki gabus. Namun belum aman. Sesekali mereka
terlempar akibat hantaman ombak. Belum lagi situasi gelap gulita membuat mereka
tidak tau arah.
Saat itu
mereka hanya berfikir bagaimana bisa bertahan hidup. Dengan harapan ada bantuan
yang datang.
Ketika fajar
mulai menyingsing perasaan mereka mulai sedikit tenang. Setidaknya mereka sudah
mengetahui kemana arah harus mendayung. Cuaca juga sudah tampak normal kembali.
Hanya saja, posisi mereka sudah makin menjauh ke arah barat karena terbawa
arus.
“Tida ada
gunung yang terlihat saat itu. Mendayung juga percuma,” ujar M Ali, warga Dusun
Jala Desa Bugis ini.
Jumat siang
mereka berinisiatif untuk berhenti berdayung untuk menghemat tenaga. Mengingat
kondisinya sudah mulai lemah, karena tidak makanan. Sesekali mereka meminum air
laut sebagai pengganjal perut dan haus.
Jumat sore
mereka sempat melihat kapal melintas. M Ali dkk mencoba melambaikan tangan
hingga mengayungkan pakaian. Namun tidak berhasil, karena terhalang oleh
tingginya gelombang.
Selama dua
hari dua malam, mereka terus bertahan di lautan. Stamina yang lemah membuat
mereka akhirnya pasrah dengan keadaan.
“Kami terus
berdoa pada Allah SWT agar diberikan kekuatan dan pertolongan,” harap bapak 57
tahun ini.
Sabtu sore,
mukjizat itu datang. Doa mereka dikabulkan. Rasa lelah dua hari itu langsung
hilang seketika. Mereka ditemukan kapal pencari ikan yang sedang melintas dari
Sumba menuju Pelabuhan Benoa Bali. Wajahnya langsung sumringah dan bahagia.
“Dalam hati
saya hanya berkata terimakasih ya Allah,” ucap M Ali.
Setelah
ditolong, lima ABK tersebut dibawa ke Benoa Bali. Senin sore (17/1), mereka
dijemput oleh Woto, pengusaha asal Bima
untuk dibawa ke rumahnya di Taman Griya, Bukit Dua Nomor Satu, Kabupaten
Badung, Bali.
Selamatnya
lima ABK tersebut direspon cepat Pemda Bima. Kepala Dinas Sosial Andi Sirajudin
bersama Kabid, Linjamsos Dinas Sosial Kabupaten Bima, Hj Siti Damrah sudah
menemui lima ABK tersebut.
Rencananya
mereka akan dipulangkan Kamis pagi (20/1) menggunakan pesawat.
"Sekarang
saya dan umi Damrah sedang bersama mereka (ABK) di kediaman pak Woto. Tadi,
kami star dari Bima menuju Bali pukul 07.00 Wita dan tiba sekitar pukul 09.30
Wita," kata Kadis Sosial Kabupaten Bima, Andi Sirajudin, Selasa pagi
(18/1).
Lima ABK
saat ini menginap di rumah pak Woto di Kabupaten Badung, Bali. Sebelumnya
mereka dijemput di Pelabuhan Benoa Senin siang.
"Pak
Woto ini pengusaha asal Bima. Dia juga sering temani ketika ibu bupati berkunjung
ke Bali," ujar Andi.
Kelima ABK
saat ini dalam kondisi sehat. Mereka dilayani dengan baik oleh keluarga pak
Woto. Hanya satu orang yakni, Iskandar sedang sakit karena kelelahan.
"Nanti
sore kita periksakan ke dokter," katanya.
Sebelum
dipulangkan Kamis, KTP lima ABK tersebut
sudah dicetak ulang. Kemudian Rabu (19/1) mereka akan menjalani swab antigen
sebagai syarat booking tiket pesawat.
"Semua
KTP mereka sudah kita cetak ulang di Dukcapil, Senin (17/1). Karena KTP yang
mereka punya sudah hilang saat kapalnya tenggelam," ujarnya. (Juwair
Saddam)