Hj. Ferra Amelia (dua dari kanan) cucu dari Sultan Ibrahim (Sultan Bima XIII) menerima penghargaan dari Dirjen KSDA atas kebijakannya melindungi satwa Komodo |
BimaNews.id, BIMA-Kebijakan
Sultan Ibrahim melindungi Komodo mendapat perhatian khusus dari Kementerian
Lingkungan Hidup. Sultan Bima XIII ini dinobatkan sebagai inisiator perlindungan satwa Komodo.
Perlindungan
itu dengan diterbitkannya peraturan Sultan Bima tanggal 12 Maret 1915 Nomor
163a. Isinya, tentang perlindungan satwa Komodo yang berlaku bagi penduduk di
kesultanan bima
Penghargaan
itu diterima cucu Sultan Bima, Hj. Puteri Ferra Amelia dan Puteri Fenny Madinah
di Kupang, NTT Selasa (23/11).
’’Alhamdulillah,
Sultan Bima XIII mendapat penghargaan dari Dirjen KSDAE pusat karena kepedulian
beliau untu melestarikan satwa Komodo,’’ katanya pada media ini saat dihubungi,
Selasa (30/11).
Untuk
diketahui, Sultan Ibrahim memerintah tahun 1881-1915. Sultan Ibrahim lahir di
Bima pada tahun 1862. Sultan Ibrahim naik takhta pada tahun 1881 setelah
kakaknya Sultan Abdul Azis bergelar Ma Wa’a Sampela wafat. Ma Wa’a Sampela
berarti meninggal di usia bujang (tidak memiliki keturunan).
Kepala UPT
Museum Asi Mbojo Ruslan mengisahkan, pada masa pemerintahan Sultan Ibrahim,
Manggarai dan sekitarnya masuk dalam wilayah Kesultanan Bima. Termasuk Pulau
Komodo.
Pada Tahun
1914 sultan Ibrahim mengirim surat kepada Residen Timor dan Daerah Takluknya di
Kupang tanggal 30 Desember 1914 No. 4031/40 tentang perlindungan terhadap
Komodo.
Dalam surat
tersebut Sultan Ibrahim memerintahkan kepada semua masyarakat yang berada di
sana membiarkan Komodo hidup secara bebas. Melarang memburu apalagi merusak
sarang dan semua tindakan yang akan mengancam kelangsungan habitat komodo.
’’Arsip
Surat Sultan Ibrahim secara lengkap ada di Arsip Nasional RI Jakarta,’’ sebut
pria yang akrab disapa Alan Malingi ini.
Menurut
Alan, surat itu dikeluarkan atas pertimbangan melihat perkembangan perdagangan
antar pulau yang semakin meningkat. Barang-barang dagangan semakin tidak
terhitung, asalkan memiliki fungsi yang menarik. ’’Tentu saja komodo sebagai
hewan yang eksotis dan menjadi salah satu incaran. Karena kulitnya tentu saja
akan dibayar mahal,’’ ceritanya.
Sultan
Ibrahim wafat pada tanggal 6 Desember
1915 dan diberi gelar Ma Taho Parange atau yang baik perangainya. Sultan
Ibrahim dimakamkan di sebelah barat Masjid Kesultanan Bima. (red)