Agus Dianingsi wisudawati terbaik, Akbid Surya Mandiri Bima ke XI saat foto bersama dengan kedua orang tuanya pasca pengukuhan di Gedung Convention Hall, Kamis (30/12). |
Agus Dianingsi dinobatkan sebagai wisudawati terbaik pada wisuda Akbid Surya Mandiri Bima angkatan ke XI. Untuk meraih predikat itu, bukan perkara mudah apalagi sebelumnya Agus justru bercita-cita ingin jadi guru.
---------------------------
Dari 10
wisudawati terbaik program Diploma III angkatan ke XI Akbid Surya Mandiri Bima,
Agus Dianingsi dinobatkan sebagai wisudawati terbaik pertama. Setelah berhasil mereiah
Indeks Prestasi Komulatif (IPK) 3,66, dengan predikat coumlaude.
Buah hati
dari pasangan Edy Supriadin dan Rahmania asal Kelurahan Melayu, Kecamatan
Asakota ini awalnya tidak pernah percita-cita menjadi bidan. Tamat SMA tahun 2019 lalu, Agus justeru mendaftar di STKIP
Taman Siswa pada program studi keguruan.
Namun
keinginan gadis cantik ini tidak mendapat restu dari sang ibu, Rahmania. Pada
tahun yang sama, ia kemudian mendaftar pada Program Studi (Prodi) Kebidanan di
Akbid Surya Mandiri Bima.
Awal menimba
ilmu di lembaga yang yang dipimpin Nurul Qamariya, Agus sapaan karib gadis ini mengaku
sulit menyerap mata pelajaran yang disampaikan dosen.
Namun
kondisi itu tidak bertahan lama. Agus mulai giat belajar. Dari titik itu, Agus mulai
mencintai program studi yang sedang ditekuni.
Selama kuliah,
ia harus pandai membagi waktu. Membantu pekerjaan orang tua membuat kue di
rumah setiap hari. Kemudian mengantar pesanan kue ke pasar atau ke rumah warga
dengan menyusuri lorong ke lorong.
"Hasil jualan
itu sebagai tambahan pendapatan keluarga, termasuk untuk bayar kuliah. Itu cara
saya membanu meringankan beban orang tua. Tidak perlu merasa malu," ungkapnya
ditemui pasca pengukuhan di Gedung Convention Hall, Kamis (30/12
Meski membantu
orang tua di rumah, prestasi akademik di kampus tetap terjaga. Selama enam
semester, dia selalu menempati posisi satu atau dua di kelas.
Dengan
prestasi yang diraihnya itu, Agus mendapatkan bantuan pendidikan jutaan rupiah
dari kampus. Bahkan disaat wisuda, gadis 21 tahun ini dinobatkan sebagai
wisudawan terbaik.
"Alhamdulillah,
saya jadi wisudawati terbaik. Meskipun awalnya gak pernah bermimpi menjadi
bidan," katanya bangga.
Prestasi itu
tentu saja atas dukungan moral dan moril berbagai pihak, terutama kedua orang
tua. Alumni MAN 1 Kota Bima ini menyampaikan ucapan terimakasih yang luar biasa
pada orang tua atas jerih payahnya selama ini.
"Tanpa mereka,
saya tidak mungkin sampai pada titik ini," beber anak sulung dari empat
bersaudara ini.
Ucapan yang
sama disampaikan kepada Direktur Akbid dan para dosen. Telah membimbingnya selama di Akbid Suta Mandiri.
Sementara
ayahnya Edy Supriadin mengatakan sehari-sehari bekerja di salah satu instansi
swasta. Sementara sang istri sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT), keseharian hanya
membuat kue di rumah.
Tidak banyak
yang diperoleh dari pekerjaan itu. Hanya cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Sisanya disisihkan untuk membayar biaya Sumbangan Pembangunan Pendidikan (SPP)
anaknya.
"Hanya
dari itu, tidak ada pemasukan lain," katanya.
Kendati
demikian, Edy mengaku bangga campur haru dengan prestasi yang dirauh putri
sulungnya tersebut di umumkan di atas podium.
Karena
menurut dia, untuk menempati posisi nomor satu di tingkat lembaga tidak mudah.
Butuh perjuangan dan kerja keras.
"InsyaAllah
jika kondisi ekonomi keluarga memungkinkan ke depan, Agus akan kami lanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi," pungkas pria kelahiran Desa
Lido, Kecamatan Belo ini. (Juliadin)