Rumah kumuh warga di RT 09, Kelurahan Melayu, Kecamatan Asakota, Kota Bima, Rabu (1/12). |
BimaNews.id, KOTA BIMA-Tahun 2021, jumlah penduduk
miskin di Kota Bima meningkat tajam dibanding tahun 2020. Dari 70.595 menjadi 100.140 jiwa.
"Berdasarkan Data Terpadu
Kesejahteraan Sosial (DTKS) pusat ada penambahan sebanyak 29.545 warga miskin
di Kota Bima," ungkap Kabid Penanganan Fakir Miskin, Dinas Sosial (Dinsos)
Kota Bima, Drs H Ikhsan beberapa waktu lalu.
Sebaran penduduk miskin tersebut
hampir rata di lima kecamatan. Pemicunya
karena pandemi Covid-19. Seperti banyak karyawan perusahaan yang di PHK dan
UMKM gulung tikar.
"Ketika ada larangan berkerumun,
warga yang sebelumnya memiliki usaha tidak melanjutkan,’’ gambarnya.
Bantuan Sosial (Bansos) Covid-19 dari
pemerintah pusat dan Provinsi NTB untuk warga miskin kata dia, tidak begitu berpengaruh. Karena Bansos itu
muaranya agar warga yang terdampak Covid-19 bisa bertahan hidup. Bukan untuk
memacu peningkatan ekonomi masyarakat.
"Begitu juga dengan Bansos dari
pemerintah daerah. Misalnya bantuan Sembako, itu hanya memenuhi kebutuhan
dasar," terang alumni Unram ini.
Sebenarnya kata dia, cukup mudah untuk
menekan angka kemiskinan. Apalagi sejumlah kebutuhan dasar seperti listrik,
pendidikan, bahan kabar dan lain sudah disubsidi pemerintah pusat.
Pemkot menurut dia, tinggal mendorong
perusahaan besar membuka lapangan kerja dan memberdayakan UMKM yang ada.
Sehingga ketika sudah lancar, UMKM bisa membuka peluang kerja bagi warga
pengangguran.
"Selama ini memang sudah berjalan
UMKM, tapi belum maksimal, karena tidak ada pendampingan dan pengawasan,"
jelasnya.
Harusnya, UMKM baru bisa berkembang
dan alami kemajuan, Dinas terkait menurut Ikhsan harus melakukan pendampingan.
Tidak boleh dilepas begitu saja.
"Kalau tidak ada pendampingan,
jangan harap UMKM kita akan berkembang. Pasti ujung-ujungnya gulung
tikar," sentil ayah empat anak asal Rabangodu Utara ini. (jul)