Halaman SMAN 2 Kota terlihat sepi lantaran siswa diliburkan pasca muncul kasus pelemparan batu sehari sebelumnya dari arah SMKN 3. |
BimaNews.id, KOTA BIMA-Dua sekolah bertetangga di Kelurahan Lewirato, Kecamatan Mpunda Kota Bima terpaksa meliburkan Jumat dan sabtu. Keputusan itu diambil menyusul kejadian Kamis (25/11) terjadi aksi saling lempar dengan batu.
Tidak
diketahui siapa pelaku yang melempar batu kea rah SMAN 2 Kota Bima. Namun, batu
yang memecahkan sejumlah kaca jendela di sekolah yang dipimpin H Eddy Salkam
SPd dari arah SMKN 3.
Sementara
pihak SMKN 3 Kota Bima mengaku, saat itu siswa setempat sudah pulang. Tersisa
empat orang siswa yang sedang latihan teater.
Akibat
lemparan itu tiga jendela ruang kelas di SMAN 2. Saat itu sebut H Eddy Salkam,
siswa dan guru sedang mengikuti lomba yang diadakan di halaman sekolah. Mendengar
kaca jendela pecah, siswa berhamburan menuju tempat kejadian.
Melihat
sejumlah kaca jendela pecah, siswa SMAN 2 juga berekasi, membalas lemparan itu ke
arah SMKN 3. Guru-guru berusaha menghalau siswa setempat untuk tidak melempar,
namun tidak mampu.
‘’Kejadian
pelemparan itu sekitar pukul 12.00 Wita. Kita tidak tahu siapa pelakunya, namun
batu dari arah SMKN 3,’’ sebutnya, Jumat (26/11).
Atas
kejadian tersebut, pihaknya terpaksa meliburkan sekolah. Pembelajaran dialihkan
melalui Dalam Jaringan (Daring), mulai Jum'at (26/11) hingga Sabtu (27/11).
Untuk guru
dan tenaga kependidikan tetap hadir di sekolah. Mereka mengajarkan siswa secara
Daring di sekolah dan menyiapkan penunjang ujian yang akan digelar, Senin
(29/11).
"Keputusan
ini kita ambil untuk menghindari ada kejadian lanjutan,’’ akunya.
Untuk
pelaksanaan ujian pada Senin (29/11), disepakati akan menggunakan ruangan yang
tidak berdekatan dengan SMKN 3. Tapi ruangan di bagian timur. Ini untuk
menjaga hal-hal yang tidak diinginkan.
Secara terpisah,
Ketua Kelompok Kerja (Pokja) kesiswaan, SMKN 3 Kota Bima, Nurhayati SPd
mengatakan, Kamis (25/11) sekolah mereka
dilempar siswa SMAN 2. Selain menyebabkan lima kaca jendela pecah, juga belasan
titik atap gedung bocor.
"Ada satu
siswi kami yang kena lemparan batu yang saat kejadian sedang latihan
teater," sebutnya, Jum'at (26/11).
Disingung jika aksi pelemparan awal dari arah SMKN 3? Nurhayati mengaku, tidak tahu siapa pelakunya. Bisa jadi kata dia, pelakunya oknum dari luar untuk memprovokasi keadaan.
"Yang
jelas bukan siswa kita yang melempar batu ke arah SMAN 2,’’ tandasnya.
Kejadian
pelemparan sebutnya berlangsung sekitar pukul 12.00 Wita, sedangkan siswa SMKN
3 telah dipulangkan sekitar pukul 10.00 Wita. Hanya tersisa beberapa orang siswa
yang latihan teater.
‘’Kita
memulangkan siswa lebih awal, karena ada tamu dari pusat,’’ bebernya.
Mengantisipasi
hal-hal yang tidak diinginkan, SMKN 3 juga mengambil keputusan meliburkan
sekolah dengan menerapkan pembelajaran melalui Daring.
"InsyaAllah
jika tidak ada masalah lagi, kita mulai masuk sekolah, Senin (29/11) pekan depan,"
aku guru pendidikan BK ini.
Kepala KCD Dikbud Kota dan Kabupaten Bima, Anwar Hamzah SH mengaku, mengetahui kejadian antara SMAN 2 dan SMKN 3 Kota Bima. Ia menyarankan pimpinan SMAN 2, SMKN 2 dan SMKN 3 untuk lebih meningkatkan pembinaan terhadap peserta didik. Agar konflik yang muncul bisa segera di redam.
"Jika siswa
tida bisa dibina, berikan sanksi disiplin," tandasnya pada media ini
dihubungi via ponsel, Jum'at (26/11).
Sanksi disiplin
itu sebutnya, menyerahkan siswa tersebut kepada orang tuanya masing-masing
untuk dibia secara intensif. Baru dipindahkan ke sekolah lain.
"Mereka
yang buat masalah di sekolah tidak boleh dibiarkan. Itu akan mencederai dunia
pendidikan," tegasnya.
Dari kasus
pertama SMAN 2 diserang sekelompok SMKN 2 beberapa waktu lalu, ia hanya mendapat
laporan lisan dari sekolah. KCD baru bisa ambil bagian ikut menangani persoalan
itu, ketika sekolah memberikan laporan tertulis.
"Karena
dilapor secara lisan, kami juga berikan peringatan secara lisan. Mekanismenya
seperti itu,’’ kata Anwar.
Berbeda jika mereka laporkan kasus secara tertulis, pihaknya akan turun lapangan. Memfasilitasi pihak terkait yang bermasalah, termasuk menghadirkan siswa bersama orang tuanya.
"Baru
kita bina dan buat surat pernyataan terhadap siswa. Dengan begitu kita yakin
masalah ini akan redam," yakinnya.
Kendati
begitu, Anwar berharap persoalan antara sekolah tersebut berakhir. Sehingga siswa
bisa kembali mengikuti pembelajaran dengan normal. Tanpa dihantui kekhawatiran
diserang saat pelajaran berlangsung.
"Harapan
kita semoga cepat selesai. Kalau masalah terus berlanjut, yang rugi justru siswa,"
pungkasnya. (jul)