Pemukiman warga di Kelurahan Penatoi Kota Bima yang terendam banjir, Minggu (28/11) |
BimaNews.id, KOTA
BIMA-Selama delapan hari berturut-turut, sejumlah kelurahan di Kota Bima
terendam banjir. Ketinggian banjir bervariasi, dengan jangkauan yang makin
meluas. Hingga kini, belum ada jumlah kerugian yang didata pemerintah daerah.
Minggu
(28/11) menjadi hari kedelapan bagi 8 hingga 9 kelurahan di Kota Bima terendam
banjir.
Pantauan
media ini di Kelurahan Penatoi, sekitar pukul 13.40 wita, air sudah menggenangi
jalan raya. Dengan ketinggian mencapai 1 meter. Karena khawatir ada sebagian warga
yang mengungsi. Tetutama mereka yang
tinggal di sepanjang sungai Penatoi. Sedikitnya sebanyak, 13 KK yang mengungsi.
Bambang,
warga Penatoi mengatakan, banjir hari ini lebih parah dari kemarin. Rumah warga
yang terendam lebih banyak. Selain itu, luapan air dari Sungai Raba Salo juga
makin tinggi.
"Karena
ini baru awal musim hujan, pemerintah perlu cepat menata drainase. Melakukan
pengerukan, agar air lancar mengalir, " harap Bambang.
Media ini
juga memantau luapan banjir di Kelurahan Santi Kota Bima. Di sana, wilayah yang
terendam banjir semakin meluas.
Johari, Ketua
RT 03 mengatakan, sudah dua hari berturut-turut Kelurahan Santi direndam
banjir. Namun pada Minggu, debit air semakin tinggi dan deras. Wilayah yang
direndam pun semakin meluas seiring dengan intensitas hujan yang tinggi.
Selama ini
kata dia, banjir hanya merendam pemukiman warga di sepanjang irigasi persawahan.
Kali ini, meluas hingga ke 3 RT karena aliran air ke drainase terhalang tembok warga BTN Santi.
"Kita
tidak menyalahkan warga yang menembok. Karena, jika tidak, rumah mereka juga
dihantam banjir. Sekarang saja, mereka sudah kebanjiran," ungkapnya.
Warga lain,
Deno yang merupakan Ketua Karang Taruna Santi berharap, pemerintah segera
perbaiki drainase di areal persawahan. Jika kondisi ini berlarut dikhawatirkan akan
muncul konflik antar warga.
Secara
terpisah Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Bima, Nazamudin yang
dikonfirmasi Minggu (28/11) menyebutkan, banjir terus merendam pemukiman warga
selama delapan hari berturut-turut.
"Delapan
hari berturut-turut, kondisinya begini terus, " ungkapnya saat ditemui
media ini di Kelurahan Penatoi, Minggu (28/11).
Sejak hujan awal
November lalu, banjir sudah sering meluap. Namun 8 hari terakhir, diguyur hujan
1 jam, sejumlah sungai meluap.
Beberapa
kelurahan yang terdampak yakni, Kelurahan Jatibaru Timur, Jati baru Barat,
Melayu, Penatoi, Ule, Penaraga, Santi, Nae dan Kelurahan Sarae.
"Yang
paling parah di Jatibaru Barat dan Timur. Hujan sedikit saja, meski dengan
intensitas sedang, air langsung meluap dan banjir, " kata Nazamudin.
Ditanya
jumlah kerugian Nazamudin mengaku pihaknya
belum mendata dan menghitung. Namun yang terpantau, selain kawasan pemukiman,
juga ada lahan pertanian yang terendam.
Khusus untuk
wilayah Jatibaru, saat ini kata Nazamudin, Tim Reaksi Cepat (TRC) dari lintas
OPD, sedang menyiapkan skenario untuk mengungsikan warga yang setiap hari
terendam banjir.
"Dalam
perencanaan dan proses persiapan, untuk mengungsikan warga yang setiap hari
berhadapan dengan banjir ini. Kita ingin, tidak ada yang menjadi korban," harapnya.
(tin)