Pondasi penahan bendungan di Desa Timu yang dibangun dengan anggaran Rp 3,4 miliar ambrol. Padahal pondasi itu baru diresmikan April lalu. |
Radiallah,
pemuda Desa Timu menyayangkan proyek yang telah menghabiskan anggaran hingga Rp
3,4 miliar itu rusak. Padahal debit air sungai belum terlalu besar, karena baru
masuk musim hujan.
“Pondasi
penahan bendungan itu diresmikan sekitar April lalu,” sebut Radiallah, Senin (22/11).
Bangunan
pondasi ini kata dia, ambruk ketika hujan deras, Sabtu lalu (20/11). Diduga
penyebabnya, karena konstruksi bangunan tidak sesuai RAB.
Dikhawatir, jika tidak segera diperbaiki, bendungan bisa ikut
jebol. Karena sudah tidak ada pondasi penahan arus. Apalagi selama beberapa bulan ke depan terjadi cuaca
ekstrem dampak dari fenomena La Nina.
"Itu
yang kita khawatirkan. Kalau sudah jebol, kita yang rugi," sesalnya.
Bendungan
ini kata dia, merupakan sumber irigasi untuk lahan persawahan di sejumlah desa.
Seperti Desa Timu, Bontokape, Rasa Nggaro dan beberapa desa di sekitarnya.
"Kami
minta rekanan yang mengerjakan proyek ini bertanggung jawab," harap alumni
Unismuh Makassar ini.
Persoalan
itu kata dia, sudah dilaporkan kepada rekanan pelaksana proyek. Katanya, mereka siap
memperbaiki pondasi bendungan yang ambrol tersebut.
"Janjinya
akan diperbaiki. Tapi setelah musim hujan, sekitar April atau Mei 2022," sebutnya.
Warga desa
setempat, Lapu mengaku kecewa dengan pengerjaan proyek miliaran rupiah
tersebut. Baru beberapa bulan selesai, sudah rusak.
"Anggaran
yang banyak itu sudah diapakan," tanyanya
Melihat
kondisi bangunan saat ini, ia menduga
anggaran sudah banyak masuk kantong pribadi. Sehingga tidak memperhatikan
kualitas pengerjaan.
"Kalau
kualitasnya bagus, tidak mungkin cepat jebol begini," sesalnya. (jul)