Bupati Bima, Hj. Indah Dhamayanti Putri ketika berkunjung ke rumah keluarga korban pembacokan di Desa Sondosia, Kecamatan Bolo, Rabu Malam (6/10) |
BimaNews.id, BIMA-Sebelum kejadian berdarah di Desa Sondosia, Kecamatan Bolo Rabu (6/10). Pelaku pembacokan tiga bersaudara, Sukardin, 46 tahun ternyata pernah terlibat kasus pembunuhan. Ketika bersangkutan menjadi TKI di Malaysia.
Saat itu Sukardin
divonis hukuman mati. Namun hanya dijalani selama 20 tahun penjara.
Usai
menjalani hukuman di Negeri Jiran, Sukardin kembali ke Sondosia. Kabarnya,
oknum baru tiga bulan bebas dari penjara.
Belum
diketahui pasti motif Sukardin membacok tiga bersaudara yang berujung tewasnya
korban Rahmayati alias Yanti. Sementara ini, polisi menduga pelaku mengalami
gangguan jiwa.
Kabagops
Polres Bima AKP Herman mengatakan, pihaknya masih menyelidiki penyebab pelaku
mengamuk hingga membacok korban. ’’Masih didalami,’’ katanya, kemarin.
Awal mula
pelaku mengamuk hingga membunuh korban Yanti. Saat itu, kata Herman, korban
Yanti bersama kakaknya Nursadah dan Mukmin sedang nonton TV di rumahnya.
Tiba-tiba
datang pelaku Sukardin dengan membawa parang dan mengamuk. Pelaku membacok para
korban. ’’Nursadah dan Muhaimin yang berteriak minta tolong didengar warga
sekitar,’’ ungkapnya.
Warga pun
mengejar pelaku yang kabur ke jalan raya sambil menenteng parang. Melihat ada keributan, anggota Polsek Bolo
yang dipimpin Bripka Suhendra datang untuk mengamankan pelaku. Negosiasi dengan
pelaku agar pelaku menyerahkan diri berjalan alot. Sukardin malah berupaya
bunuh diri dengan cara menikam perutnya.
Meski
demikianBripka Suhendra mampu meyakinkan pelaku, sehingga mau menyerahkan parang.
’’Saat pelaku hendak dievakuasi masyarakat melempar ke arah pelaku,’’ beber
Herman.
Pelaku
berontak dan merampas senpi anggota. Lalu menembak ke arah Bripka Suhendra, mengenai
lengannya.
’’Karena
pelaku sudah menguasai senpi dan menghindari jatuhnya korban yang lebih
banyak, anggota lain melumpuhkannya,’’
ungkap Herman.
Setelah
dilumpuhkan, anggota langsung mengamankan senpi dari tangan pelaku. Hanya saja,
saat Sukardin hendak di bawa ke rumah sakit Sondosia, masyarakat memukuli
pelaku. ’’Pelaku meninggal dunia di halaman rumah sakit Sondosia,"
jelasnya.
Sementara,
korban Nursadah dan Muhaimin masih dirawat di rumah sakit. Sedangkan, Bripka
Suhendra dirawat di RSUD Bima dan rencananya akan dirujuk ke RSUP NTB.
Bupati Imbau
Warga Jaga Konduksifitas Daerah
Pascainsiden
berdarah, Bupati Bima Hj Indah Dhamayanti Putri mengunjungi rumah duka, Rabu
malam (6/10). Dia didampingi Staf Ahli Ishaka dan Iwan Setiawan, serta Kepala
DPMD Bima Tajudin.
Bupati
menyampaikan belasungkawa dan memberikan dukungan moril kepada keluarga korban,
bersabar atas musibah yang terjadi. Umi Dinda,
sapaan akrab bupati ini, meminta kepala desa dan masyarakat setempat tetap
menjaga situasi kondusif daerah. Membantu aparat keamanan menjaga keamanan dan
ketertiban.
"Karena
kasus ini sudah ditangani Polres Bima, mari kita mendukung aparat untuk
menuntaskannya," imbau bupati.
Bupati mengatakan
akan membantu keluarga korban. "Pemerintahan daerah akan menanggung semua
biaya perawatan para korban yang saat ini dirawat di rumah sakit," katanya.
(red)