Jenazah salah seorang dari kakak beradik yang meninggal akibat tenggelam di Desa Boro, Kecamatan Sanggar, Kabupaten Bima ketika akan dibawa dengan mobil ambulance ke rumah duka |
BimaNews.id, BIMA-Rasa
cinta dan kasih sayang yang luar biasa ditunjukkan Maesarlina, 15 tahun, warga
RT 06, RW 03, Desa Boro, Kecamatan Sanggar, Kabupaten Bima. Dia sampai meregang
nyawa saat berusaha menolong adiknya Ela Puspitasari, 10 tahun yang jatuh di
sumur sedalam 5 meter.
Karena tidak
bisa berenang, kakak beradik tersebut meninggal
secara mengenaskan.
Kapolres
Bima Kabupaaten melalui Kapolsek Sanggar, Iptu Muhtar mengatakan, kakak beradik
itu pergi ke kebun sekitar pukul 07.30
Wita, Rabu (20/10). Jarak sekitar dua kilometer dari rumah. Mereka berangkat
bersama ponakannya bernama Bedu, 2 tahun
dengan maksud untuk memetik jambu mete.
Saat di
kedun, adik kakak tersebut diduga buang
air besar. Mereka kemudian mendatangi sumur untuk cebok. Namun naas bagi Ela,
ketika mau menimba air , kakinya terpeleset, sehigga jatuh ke sumur.
‘’Melihat
adiknya jatuh ke sumur, kakaknya Maesarlina diperkirakan ikut terjun ke sumur
dengan maksud menolong,’’ tutur Muhtar dihubungi via telepon, tadi malam.
Karena sama-sama tidak bisa berenang. Sehingga keduanya tenggelam di sumur tersebut.
‘’Sekitar
pukul 09.00 Wita, kakak korban bernama Gunawan mau ke ladang untuk bersihkan
lahan. Dia mampir di kebun untuk mengambil parang,’’ bebernya.
Saat itu
tutur pria asal Desa Cenggu Kecamatan Belo ini, Gunawan melihat ponakannya Bedu
menangis. Tangannya sambil menunjuk ke arah sumur.
Gunawan
mulai khawatir dan curiga ada sesuatu
yang terjadi. Apalagi di pinggir sumur melihat ada dua pasang sandal milik
adik-adiknya. Dia pun kemudian loncar masuk ke sumur.
‘’Saat menyelam,
Gunawan sempat menyentuh mayat dua orang adik perempuanya,’’ sebut Muhtar.
Saat berusaha
mengangkat jenazah adik-adiknya, tenaganya tidak kuat. Apalagi air sumur cukup
dalam sekitar 3,5 meter. Gunawan
kemudian berteriak meminta tolong pada warga laing yang ada sekitar kebun
tersebut.
‘’Warga
kemudian berdatangan memberikan bantuan,’’ bebernya.
Eryanto, seorang
warga kemudian menyelam. Diapun menemukan mayat kakak beradik tersebut di dasar
sumur. Namun, sulit diangkat, karena tidak ada pijakan untuk berdiri.
‘’Eryanto
meminta warga lain untuk memotong bambu. Dengan berpegangan pada bambu itu, dia berhasil mengangkat jenazah kakak beradik
itu dari sumur,’’ gambarnya.
Begitu
jenazah kakak beradik itu berhasil dikeluarkan dari sumur, warga kemudian membawanya
ke Puskesmas setempat. Dari hasil pemeriksaan dokter setempat, dua gadis itu dinyatakan
telah meninggal akibat tenggelam.
‘’Saat itu
saya sedang patroli, melihat banyak warga berkerumun, ada yang menangis.
Diperoleh informasi, dua orang kakak beradik meninggal tenggelam di sumur kebun,’’ akunya.
Dengan informasi
itu, Muhtar kemudian mendatangi PKM Sanggar. Dari keterangan dokter setempat,
dua korban telah diperiksa. Mereka dinyatakan telah meninggal dunia.
Untuk
memastikan kejadian itu, pihaknya bersama kakak korban Gunawan dan saksi
mendatangi tempat kejadian perkara (TKP).
‘’Sumur
tempat kakak beradik jatuh itu ukuran 2x3 meter. Tinggi permukaan air dengan
tanah sekitar 1,5 meter dengan kedalaman
air 3,5 meter. Sudah kita ukur,’’ akunya.
Atas
kejadian itu, pihak keluarga mengatakan ikhlas. Meminta jenazah tidak diotopsi.
‘’Kita sudah buat surat pernyataan dari keluarga,’’ katanya.
Jenazah
kakak beradik tersebut katanya, telah dikuburkan di TPU desa setempat pada Rabu
Sore. (red)