Drs. H. Muhidin |
BimaNews.id, KOTA BIMA-Dinas Sosial (Dinsos) mengaku, masih banyak anak-anak maupun penyandang disabilitas menjadi pengemis di Kota Bima. Namun, mereka bukan warga Kota Bima.
"Kami
sudah berkomitmen, warga Kota Bima tidak ada yang boleh mengemis. Saat ini,
kami tidak bisa berbuat banyak, karena mereka warga dari daerah lain,"
jelas Kepala Dinsos Kota Bima, Drs H Muhidin waktu hari lalu.
Muhidin
kaget mendengar tingginya pendapatan pengemis yang sering mangkal di wilayah
kota. Ia mengaku, hal ini harus disikapi serius oleh pemerintah daerah tempat
mereka berasal.
"Waduh, tinggi juga yah," kata Muhidin heran, mengetahui pendapatan pengemis bisa Rp
400 ribu per hari.
Pihaknya
melarang warga Kota Bima untuk mengemis, bukan karena tidak iba. Tapi, bentuk
tanggungjawab pemerintah terhadap kesejahteraan masyarakat yang kurang mampu.
Dengan tidak menjadi pengemis.
"Imbalannya
adalah bantuan sosial. Bagi penyandang disabilitas, kita suport dengan
bantuan sesuai keterampilan yang dia miliki," ujarnya.
Sama halnya
dengan kasus anak penjual kacang di lampu merah kata dia, saat ini sudah tidak
ada lagi. Setelah diselidiki, mereka kebanyakan berasal dari Sumba Barat Daya,
NTT. Mereka sudah diberikan pembinaan langsung bersama orangtuanya.
"Jual kacang
hanya modus untuk meminta belas kasih. Bahkan bupatinya langsung datang ke Kota
Bima menyikapi persoalan anak-anak penjual kacang tersebut. Saya tegaskan, ini
adalah kasus eksploitasi anak," tandasnya.(red)
Dipombensin amahami banyak pengemisnya bos
BalasHapus