Kebun Jambu Mete |
BimaNews.id, BIMA-Lahan jambu mete dan kemiri di Kabupaten Bima makin menyempit selama beberapa tahun terakhir. Karena dialihfungsikan menjadi lahan untuk tanaman jagung.
Kasi
Perlindungan Perkebunan, Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertanbun)
Kabupaten Bima, Amirullah SP, lahan perkebunan komoditi unggulan di Kabupaten
Bima seluas 9.145 hektare. Meliputi kebun mete, kemiri, kelapa dan kopi.
Untuk lahan
kebun mete seluas 3.800 hektare. Tersebar di Kecamatan Tambora, Sanggar, Donggo
dan Kecamatan Soromandi, Ambalawi dan Sape.
"Jambu
mete saat ini sudah banyak dibabat untuk perluasan lahan jagung," jelas
Amirullah beberapa waktu lalu.
Berbagai
upaya sudah dilakukan untuk mempertahankan lahan jambu mete. Termasuk
sosialisasi langsung di masyarakat agar tidak membabat pohon jambu mete.
"Namanya
masyarakat susah untuk diatur. Padahal harga jual mete itu tinggi, bisa
mencapai Rp 20 hingga Rp 25 ribu per kilogram," terangnya.
Belum lagi
kata dia, jika dijual setelah kulitnya di kupas. Untuk biji yang masih utuh
dibanderol Rp 150 ribu per kilogram. Kemudian, bentuk biji terbelah dua
dihargai Rp 120 ribu. Sementara terbelah tiga dijual Rp 90 hingga Rp 100 ribu
per kilogram.
"Alat
kupas kulit mete itu sudah kita bantu. Tapi petani tidak mau repot. Mereka
lebih memilih jual dengan kulit," terangnya.
Sementara
lahan kebun kemiri kata dia, dari seluas 2.145 hektare kini sudah menyusut
karena tanaman jagung. Terdapat di Kecamatan Wawo, Donggo dan Parado.
"Lahan
kemiri susah dipertahankan, semasih jagung jadi komoditas unggulan,"
sesalnya.
Berbeda
dengan lahan kebun kopi, justeru bertambah luas. Data terakhir seluas 1.016
hektare. Tersebar di Desa Oi Bura, Kecamatan Tambora dan Desa Bumi Pajo,
Kecamatan Donggo.
"Begitu
juga dengan kebun kelapa, tidak berkurang. Masih berada pada angka 2.184
hektare. Itu tersebar di Sape, Lambu dan Langgudu," pungkasnya. (red)