Pengendara roda dua maupun empat berjejer pinggir jalan depan Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin Bima. Mereka takut terjaring razia vaksin yang digelar Polres Bima Kabupaten. |
Pantauan
media ini, tidak hanya warga biasa yang takut divaksin. Juga terlihat puluhan
ASN, memilih menepi di pinggir jalan. Mereka menunggu kegiatan vaksinasi
berakhir, baru melanjutkan perjalanan menuju Kota Bima.
Sesekali
terlihat ASN turun dari mobil, hanya untuk
memastikan kegiatan vaksinasi telah berakhir atau tidak. Sementara, pengendara
yang menggunakan roda dua ada yang menepi bahkan, memutar balik kendaraan
mereka.
A. Bakar,
seorang warga yang ditemui di lokasi mengatakan, sejak pagi sekitar pukul 09.00
Wita ia sudah menepi di pinggir jalan. Menunggu karena takut divaksin.
"Saya
gak mau divaksin. Apa lagi saya dengar informasi, efek dosisnya bikin orang
sakit dan panas," katanya.
Apalagi setiap
hari dia bekerja di ladang. Jika dosis itu disuntik, dia khawatir akan mengganggu
aktivitasnya.
"Makanya
saya tidak mau divaksin. Kalau tujuan divaksin itu untuk memperkuat imun tubuh.
Tubuh saya sudah kuat, karena setiap hari bekerja di bawah terik
matahari," katanya.
Merasa imun
tubuhnya kuat, pria asal Kecamatan Sape ini menolak untuk divaksin. Ia
menyarankan Tenaga Kesehatan (Nakes) menyisir pegawai perkantoran, yang setiap
saat berada dalam ruangan ber AC.
"Seperti
mereka itu (Sambil menunjuk ASN), baru yang cocok untuk divaksin. Kekuatan
tubuh mereka kurang, karena jarang bekerja di lapangan seperti kami
petani," sarannya.
Sementara
pengendara lain yang enggan menyebut identitas mengatakan, setiap hari depan
Bandara selalu ada kegiatan vaksinasi oleh Polres Bima bersama gabungan TNI.
"Setiap
ada kegiatan vaksinasi seperti ini saya pilih menunggu sampai selesai, baru
melintas. Saya takut sekali divaksin," katanya. (red)