Abdurrahman bersama istri dan anak bungsunya menempati dua kamar dari rumahnya yang terbakar untuk berlindung dari panas dan hujan. Dua kamar itu ditutup dengan seng dan terpal sebagai atap. |
BimaNews.id, KOTA BIMA- Peristiwa kebakaran 9 unit rumah di Kelurahan Panggi, Kecamatan Mpuda, Kota Bima pada 12 Agustus lalu masih menyisakan cerita pilu bagi korban. Satu keluarga kini menempati rumah mereka yang terbakar.
Abdurrahman
bersama istri dan anak bungsunya menempati dua kamar dari rumahnya yang
terbakar untuk berlindung dari panas dan hujan. Dua kamar itu ditutup dengan seng
dan terpal sebagai atap.
Kondisi
kehidupan Abdurrahman dan keluarga tentu memprihatinkan. Siang hari terasa
panas. Malam hari tidak bisa tidur nyenyak, karena kedinginan dan digigit nyamuk.
‘’Kalau hujan,
bocor di mana-mana,’’ keluhnya pada media ini, beberapa waktu lalu.
Ayah tiga
anak ini sangat berharap mendapat bantuan dari pemerintah. Sehingga mereka bisa
menempati rumah yang lebih layak. Paling tidak bisa memperbaiki rumah mereka
yang terbakar tersebut.
‘’Beberapa
hari lalu ada pegawai dinas Perkim yang
datang. Mereka meminta sejumlah dokumen, seperti surat keterangan kebakaran,
kartu keluarga dan KTP sebagai syarat pencairan anggaran,’’ katanya.
Dijanjikan
dalam dua pekan ke depan, anggaran bantuan akan cair. ‘’Semoga saja benar,’’ harap pria
yang bekerja sebagai sebagai tukang batu musiman ini.
Kekhawatiran
Abdurrahman yang paling besar, saat ini sudah mulai masuk musim hujan. Praktis,
semua barang dan perabot rumah tangga
mereka basah kena hujan. Apalagi atap seng dan terpal yang digunakan banyak
yang bocor. Kemudian jendela rumah yang terbakar beberapa waktu lalu, belum ada
penutup.
Untuk bisa
membuat atap sementara dan daun pintu hingga rumah itu bisa ditempati,
Abdurrahman mengaku, meminjam uang orang Rp 7 juta. Uang itu juga yang mereka gunakan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Sebelumnya,
kebakaran hebat terjadi di lokasi setempat
pada 12 Agustus lalu. Meski tidak ada korban jiwa, namun 6 unit rumah
hangus dan tiga unit lain rusak ringan. (jul)