Seorang warga mengangkut air dengan sepede motor di Kecamatan Donggo akibat krisis air yang terjadi |
BimaNews.id, BIMA-Krisis air melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Bima. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bima telah menetapkan status siaga kekeringan.
Untuk menangani
krisis air yang terjadi, BPBD mulai kewalahan. Anggaran yang tersedia tidak
mendukung.
Plt kepala
BPBD Bima Muhammad Chandra Kusuma AP menjelaskan status krisis air bersih di
Bima masih status siaga. Ini menyebabkan BPBD tidak bisa menganggarkan dana
khusus. "Kita tetap upayakan dengan
biaya operasional seadanya," ungkapnya, kemarin (27/9).
Menurut
Chandra, penanganan krisis air bersih yang paling menyedot anggaran. Terutama
saat droping air bersih ke sejumlah wilayah Kabupaten Bima. Apalagi, jika
permintaan itu masuk serentak dengan jumlah banyak. "Operasional anggota,
BBM dan lain-lain butuh biaya semua, " kata mantan Kabag Prokopim Setda
Pemkab Bima ini.
Dengan
kondisi itu, Chandra sudah mengusulkan status darurat krisis air bersih ke
Pemkab Bima maupun Pemprov NTB. Jika
status darurat ini disetujui, BPBD bisa mengalokasikan anggaran khusus.
’’Sehingga penanganan krisis air bersih, terutama droping air bersih bisa
berjalan lancar,’’ sebutnya.
Bahkan BPBD
tidak perlu menunggu permintaan masuk dari masyarakat untuk mendroping air. Bisa
langsung didroping sesuai pemetaan wilayah kekeringan.
"Sudah
kami ajukan perubahan status itu. Saya berharap didukung dan direspon oleh
pemerintah. Dengan status darurat, petugas tidak lagi menunggu permintaan.
Begitu memasuki musim kemarau langsung menyasar ke wilayah kekeringan,"
harap Chandra.
Saat ini,
ada 39 desa dari 10 kecamatan di Kabupaten Bima yang terdampak kekeringan.
Yakni Kecamatan Donggo terdiri Desa Doridungga, Desa Mpili, Desa O'o dan Desa
Mbawa.
Kecamatan
Soromandi terdapat di Desa Bajo dan Desa Kananta. Kecamatan Bolo di Desa Sanolo
dan Rada. Kecamatan Madapangga di Desa Madawau, Rade, Woro dan Desa Monggo.
"Kekeringan di Kecamatan Woha pada
empat desa. Yakni, Desa Samili, Kalampa, Tenga, Naru, Dadibou dan
Waduwani," rincinya.
Di Kecamatan
Monta, krisis air terjadi Desa Monta dan Desa Simpasai. Kecamatan Wawo di Desa
Ntori, Pesa, Kombo, dan Raba. Kecamatan Palibelo di Desa Ragi, Tonggondoa,
Tonggorisa, Panda, Belo, Dore, Bre, Ntonggu, Teke, Nata, Padolo dan Desa Roi.
"Di
Kecamatan Belo, yakni Desa Ngali dan Desa Cenggu. Sedangkan Kecamatan Parado
hanya Desa Rato saja," sebutnya.