Tujuh kandidat Sekda (berdiri) bersama lima orang Pansel. Nomor urut 2, 3 dan 4 (dari kiri) merupakan tiga Calon Sekda terbaik. |
Tanggal 6
Agustus, Kabupaten Dompu dipastikan memiliki Sekretaris Daerah (Sekda) baru.
Hasil kerja Panitia Seleksi (Pansel) terdapat tiga nama pemuncak, setelah empat
orang dinyatakan gugur. Yakni, Gatot Gunawan Perantauan Putra, Muhammad dan Hj
Daryati Kustilawati. Lantas siapa sebagai pengganti Sekda lama, Agus Bukhari? Jawabannya
ada di Bupati Dompu, Kader Jaelani.
Sejak awal,
proses seleksi Sekda Dompu cukup menyita perhatian banyak kalangan. Euforianya
tidak kalah menarik dengan Pilkada. Baik di media sosial maupun di masyarakat.
Setelah
melewati proses seleksi yang panjang, Kamis (29/7), akhirnya ditetapkan tiga
calon dengan nilai tertinggi. Di posisi teratas ditempati Gatot Gunawan
Perantauan Putra SKM. MMKes. Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana (DPPKB) Dompu ini hanya unggul tipis 0,1 dari Muhammad ST. MSi ,
Kepala BPKAD Dompu diurutan kedua dengan nilai 83,8.
Sementara di
posisi ketiga diraih satu-satunya calon perempuan, yakni, Hj Daryati
Kustilawati, SE MSi. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A)
Dompu dengan nilai 81,3.
Sedangkan
empat kandidat yang dinyatakan gugur yakni, H Khairul Insan, SE. MM, Kepala
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Agus Salim, S Sos, Sekretaris DPRD Dompu, Ir.
H. Fakhrurrazi, Kepala Badan Kesbang Poldagri dan Ir Ruslan, Kepala BKPSDM
Dompu.
Dengan tiga
nama pemuncak tersebut, maka, tugas Pansel diketuai, Dr. H. Iwan Harsono, SE.
MEc, berakhir. Setelah diumumkan ke publik, nama calon Sekda itu kemudian
diusulkan ke Bupati Dompu, untuk ditentukan.
Lima hari
menjelang pelantikan, tiga calon Sekda mulai dibanjiri dukungan. Walaupun pada
dasarnya, pemilihan Sekda tetap kembali pada hak prerogatif bupati.
Masyarakat
Dompu sejatinya, berharap bupati memilih figur Sekda yang bisa bekerjasama.
Namun, banyak yang berharap, nilai tes kompetensi dapat dijadikan acuan memilih
Sekda definitif. Tidak sedikit pula yang mendorong agar bupati memilih Sekda,
bukan hanya memiliki kemampuan akademis, tetapi berpengalaman dan memahami tata
pemerintahan.
Termasuk,
menginginkan Sekda perempuan pertama bagi eksekutif Dompu hingga faktor
kedekatan keluarga. "Kami harap, Bupati dan wakil Bupati Dompu Abdul Kader
dan H Sahrul Parsan (AKJ-Syah) memilih karena hati nurani, bukan karena
conflict of interest," harap Anggota DPRD Dompu, Muttakun.
Siapapun Sekda terpilih yang ditetapkan Bupati Dompu kata dia, dipastikan figur tersebutlah yang terbaik bagi masyarakat Dompu. Sekda tersebut tentu akan mengemban tugas berat. Membawa misi perubahan yang menjadi semangat Akj-Syah yang disuarakan pada kampanye Pilkada 2020.
"Siapapun
sosok Sekda yang dipilih, itu yang terbaik bagi Kabupaten Dompu," ujarnya.
Dari track
record, tiga calon sekda terpilih merupakan pejabat pilihan dari hasil tes
Pansel. Sulit ditebak, ke mana perasaan cinta seorang Kader Jaelani akan
ditambatkan.
Sebab, tiga
figur memiliki kelebihan masing-masing. Sudah berpengalaman mengarungi dunia
birokrasi Pemerintahan Kabupaten Dompu.
"Kami
menyerahkan sepenuhnya hak prerogatif bupati untuk memilih siapa yang akan
dipinang. Untuk menduduki jabatan karier tertinggi yang selalu diidam-idamkan
oleh pejabat ASN di lingkup Pemkab Dompu.
Secara
performance, tiga figur sudah layak menjabat sebagai Sekda. Gatot Gunawan menurut
dia, pejabat karier yang cerdas dengan performance yang selalu smart.
Anak mantan
sekda Dompu era 80 ini (Almarhum H Syahril Suwandi) merupakan seorang ASN yang
sukses meraih karier. Dari staf hingga memegang jabatan Eselon II di Dinas
Kesehatan Kabupaten Dompu. Tiga tahun terakhir Gatot, dipercayakan memimpin
DPPKB.
Muhammad ST
MSi, sosok pejabat karier yang cerdas dan tegas. Anak sulung dari seorang
pedagang (Almarhum Gasem Abdullah) ini malang melintang memegang jabatan Eselon
II. Memulai karier dari staf di dinas PU hingga menjadi Kasubdin Tata Kota,
Kabag Penyusunan Program Setda dan Kepala Kantor Pertambangan Energi dan LH.
Muhammad juga pernah menjabat sebagai Kepala Kantor LH dan Penanaman Modal, Asisten 3, Kadis Koperindagtamben, Kepala Disperindag, Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman serta sekarang sebagai Kepala BPKAD.
Hj Daryati,
satu-satunya pejabat yang menjadi perwakilan perempuan yang ikut dalam
kompetisi seleksi lelang terbuka JPT Pratama Sekda dan lolos 3 besar. Anak mantan
Bupati Dompu H Abdurrahman Mahmud ini dikenal sebagai pejabat karier yang
cerdas dan lincah. Saat ini Hj Daryati memimpin DP3A. Sebelumnya, pernah
menjabat Sekretaris di Inspektorat dan Plt Kepala Dinas Dukcapil.
Dari tiga calon tersebut menurut Muttakun, tentu sulit untuk mengatakan bahwa mereka tidak bisa membantu Bupati. Melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan, administrasi, organisasi dan tatalaksana serta memberikan pelayanan administratif.
Artinya,
nama calon sekda yang disodorkan oleh Pansel kepada bupati diyakini adalah
figur yang siap bekerja. Membantu Bupati dan Wabup Dompu dalam mewujudkan Dompu
MASHUR.
"Kini
hak prerogatif pimpinan daerah akan memilih satu dari tiga nama calon sekda.
Semoga pilihan Akj-Syah tidak diintervensi oleh siapapun," harapnya.
Siapapun
yang terpilih, masyarakat merindukan seorang Sekda yang bisa membaca semangat
AKJ-Syah yang tulus ingin membangun Dompu yang lebih baik. Seorang AKJ memang
tidak memiliki pengalaman dalam pemerintahan apalagi mengharapkan
kecerdasannya. Namun, ketika Sekdanya benar-benar mampu menjabarkan niatnya
yang ikhlas dan semangat yang tulus untuk membangun Dompu. Maka, disinilah
Sekda harus setara cerdasnya dengan AKJ SYAH dalam hal semangat dan komitmennya
membawa perubahan Dompu yang lebih baik.
Saat ini
kata dia, AKJ-Syah memiliki kecerdasan emosional. Punya kepedulian yang tinggi
untuk kepentingan rakyat dan daerah. Ketika kepeduliannya terhadap rakyat dan
daerah tidak diikuti oleh adanya kepedulian dari seorang Sekda, maka ini akan
meruntuhkan semangatnya. Bahkan, akan menghancurkan cita-cita AKJ-Syah yang
akan mewujudkan Dompu MASHUR.
Begitupun
sebaliknya, jika dalam menentukan pilihan Sekda ini sampai diintervensi dan
tekanan dari pihak di luar. Bahkan pilihannya itu bertentangan dengan hati nurani,
maka inilah awal kehancuran pemerintahan AKJ-Syah. AKJ-Syah harus berani
memilih sesuai hati nurani.
"Sekda
pilihan akan menentukan sukses dan gagalnya pemerintahan AKJ-SYAH,"
tutupnya.
Sementara
Aktivis Perempuan Dompu Nur Syamsiah SH mengapresiasi keterlibatan perempuan
dalan bursa calon Sekda Dompu. Dia merasa, sudah waktunya perempuan diberi
tempat sebagai pemimpin di lingkup pemerintahan.
"Ini
bukan hanya persoalan menegakan eksistensi perempuan. Tapi, lebih karena fakta
menunjukan bahwa perempuan itu mampu. Perempuan layak dan punya kapasitas yang
dibutuhkan menjadi seorang pimpinan di birokrasi," tegasnya.
Ketika
posisi ini dipegang perempuan, maka akan ada nilai lebih. Yaitu, meningkatnya
kualitas pemerintahan. Karena pengaruh gender perempuan yang lebih disiplin dan
terbuka, mau belajar dan berbenah.
Stigma
tentang perempuan yang tidak punya kemampuan asal untuk memimpin (takdir), itu
harus dipertanyakan. Coba tengok negara-negara dengan pemimpin perempuan,
seperti Jerman, Taiwan, Norwegia, Finlandia dan Selandia Baru. Banyak lembaga
dan media justru menobatkan negara ini
paling baik dalam menangani Covid 19.
Sungguh
menakjubkan ketika lima perempuan pemimpin ini bertindak. Mereka sangat
rasional, mempercayakan sepenuhnya kerja saint, menjadikan televisi dan media
arus utama sebagai media edukasi dan dialog dengan masyarakat. Serta,
memanfaatkan seluas-luasnya sosial media sebagai support sistem untuk bersama-sama
melawan pandemi Covid-19.
Kalau
Pemerintah Indonesia menggelontorkan dana yang besar untuk membayar influenser
media sosial dalam mempromosikan wisata dalam negeri saat pandemi Covid ini.
Maka, Sanna Perin, Perdana Menteri Finlandia justru membayar influenser media
sosial untuk menyebarkan berita penting tentang Covid-19 kepada masyarakat yang
tidak terjangkau oleh pemberitaan media arus utama.
"Itulah satu contoh ketika perempuan diberi kepercayaan dalam memimpin. Mereka sangat totalitas dan sulit dihentikan," pungkasnya. (Juwair Saddam)