Almarhum Heri Suparman (Tengah Baju Batik) foto bersama dengan teman-teman PWI Dompu di Ballroom Hotel Sernu Raya, Sumbawa Besar |
Tulisan ini
dibuat sekitar tanggal 31 Mei 2021 lalu. Beberapa saat setelah bertemu dengan Heri
Suparman di Hotel Sernu Raya, Sumbawa Besar.
Saat itu
saya diundang teman-teman PWI Sumbawa untuk menghadiri acara konferensi dan pengukuhan
Pengurus PWI Sumbawa, periode 2021-2024. Usai acara pengukuhan di Ballroom
Hotel Sernu, saya bertemu dengan Bang Heri Suparman.
Ternyata itu pertemuan terakhir dengan Bang Heri Suparman. Beliau lebih dulu mendapat undangan dari Allah SWT. Meninggal tanggal 1 Agustus di Rumah Sakit Abdul Kadir, Sumbawa.
Pada malam itu, kondisi Bang
Heri terlihat sangat berbeda dengan yang
saya lihat beberapa tahun sebelumnya. Badannya terlihat lebih kurus, jalannya tidak setegap dulu.
Kehadiran Bang Heri malam itu melengkapi keistimewaan acara yang digelar teman-teman di Sumbawa. Selain bisa melihat begitu kuatnya kebersamaan teman-teman wartawan di daerah Sabalong Samalewa. Saya bisa melihat kepedulian para senior terhadap keberlangsungan organisasi PWI. Mereka memberi warna bagi perjalanan organisasi wartawan tertua di Indonesia.
Bang Heri Suparman
memang tidak muda lagi. Diapun sudah sudah lama istirahat di dunia jurnalis. Namun, masih menyempatkan diri hadir. Karena PWI menjadi bagian dari perjalanan
hidupnya selama menekuni dunia jurnalis.
Sekitar
setengah jam bincang-bincang ringan dengan beliau, banyak bercerita tentang
perjalanan hidupnya. Ketika masih aktif menjadi wartawan, hingga kini usianya
yang sudah masuk senja.
"Tuhan
punya cara untuk menegur kita," katanya.
Penyakit
kecing manis yang dia derita, diakui sebagai cara Allah menegurnya. Agar
mengingat, perjalanan hidup akan berakhir dengan kematian. Jangan terlena
dengan kehidupan dunia, karena itu menipu.
Tiga tahun
didera penyakit, justru menjadi momentum baginya untuk "kembali". Telah mengosumsi berbagai obat untuk
menyembuhkan penyakitnya, namun tidak berhasil.
"Dengan
sakit itu, saya mulai menyadari. Penyakit itu datangnya dari Allah, obatnya
tinggal kita minta pada Allah," ujarnya.
Penyakit kencing manis yang diderita, membuatnya hidupnya berubah total. Jika selama ini dia sulit berhenti dari rokok, kini sudah bisa ditinggalkan. Begitu juga dengan kopi.
Keinginannya
untuk merokok dan ngopi tiba-tiba hilang begitu saja. Padahal sebelumnya sudah beberapa kali berusaha untuk berhenti,
tetap tidak bisa. Karena sudah kecanduan berat.
Begitu juga
dengan kebiasaan begadang, sekarang sudah tidak lagi. Hidupnya kini, sudah jauh
dari kebiasaan-kebiasaan buruk yang kerap mewarnai hari-harinya.
"Usia
kita ini sudah tua. Sudah saatnya untuk hijrah," sebutnya.
Untuk
hijrah, tidak semua orang bisa. Hanya orang-orang yang dapat hidayah dari Allah
SWT. Tentu saja hidayah itu tidak datang dengan sendiri. Ada proses untuk mendapatkannya.
Sama kata dia,
siapa yang tidak tahu mengosumsi alkohol itu haram. Bagi sebagian yang memiliki
kesadaran, akan menjauhi minuman itu. Tapi bagi yang tidak, beda cerita.
Artinya,
kesadaran itu harus ditumbuhkan dalam diri. Tidak bisa dipengaruhi orang lain. Begitu
juga dengan Salat. Siapa yang tidak tahu, salat itu wajib. Masalahnya, ada
nggak kesadaran untuk mau melaksanakannya. Masalahnya di situ.
Penyakit kencing manis yang dia derita justru telah merubah sudut pandangnya terhadap hidup. Semua katanya akan berakhir, ketika maut menjemput. Harta, pangkat dan jabatan yang melekat, semua akan ditinggalkan.
"Kita
semua akan pulang melalui pintu kematian. Apa yang kita lakukan selama hidup,
itu yang akan kita pertanggungjawaban," katanya penuh makna.
"Saya
telah banyak menyaksikan orang sakratul maut. Begitu berat. Ada yang beberapa
hari sakratul maut, baru nyawanya dicabut," sambungnya.
Pengalaman
itu semakin menyadarkannya. Semua yang ada di dunia ini akan berakhir. Saatnya
untuk kembali, membangun kesadaran dalam diri. Apapun yang dilakukan selama di
dunia, akan dipertangungjawabkan.
Tulisan ini
untuk mengenang almarhum Heri Suparman yang meninggal tanggal 1 Agustus 2021. Selamat
jalan senior, semoga mendapat tempat
terbaik di sisi Allah SWT. Amin (Indra
Gunawan)